Bisnis

Konsumsi Gula Ibarat Gunung Es Yang Dapat Merusak Gigi

60
×

Konsumsi Gula Ibarat Gunung Es Yang Dapat Merusak Gigi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Tanpa disadari konsumsi gula sehari-hari ternyata layaknya sebuah ’gunung es’. Makanan dan minuman yang bercitarasa manis sebenarnya hanya sebagian kecil dari gula yang dikonsumsi.

Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia, drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. mengatakan World Health Organization (WHO) menganjurkan bahwa asupan gula dari semua sumber makanan dan minuman tidak melebihi 50 gram per hari untuk dewasa dan 30 gram per hari untuk anak.

“Sayangnya data Survey Konsumsi Makanan Individu (SKMI) Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa sebanyak 29,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula harian melebihi batas rekomendasi tersebut,” katanya.

Konsumsi gula berlebih ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan kehadiran gula tersembunyi. “Selama ini kita tidak menyadari bahwa, di luar itu, faktanya begitu banyak jenis makanan dan minuman tidak manis namun mengandung gula tersembunyi yang menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk gigi berlubang,” terang drg. Mirah

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hang Tuah, drg. Lita Agustia, M.H. Kes menjelaskan bahwa masalah gigi berlubang atau karies seringkali digambarkan sebagai 4 mata rantai yang saling berinteraksi, yaitu host – yang terdiri dari gigi dan air liur, mikroorganisme atau bakteri pada plak, substrat atau asupan makanan, dan waktu.

“Bicara mengenai substrat, gula yang kita konsumsi diubah oleh mikroorganisme di dalam mulut sehingga kondisi pH mulut otomatis berubah menjadi asam dan proses karies pun terjadi. Selain substrat, faktor waktu juga penting diperhatikan karena berhubungan erat dengan seberapa seringnya kita mengonsumsi gula, termasuk gula tersembunyi,” jelasnya.

Namun, proses karies akibat gula ini dapat dikendalikan dengan lebih mewaspadai konsumsi gula dan menginterupsi waktu pembentukan karies dengan rutin menyikat gigi pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, serta berkonsultasi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

Hal ini yang menjadi tema BKGN 2018, yang secara keseluruhan memiliki target untuk mengedukasi dan melayani lebih dari 65.000 masyarakat Indonesia melalui rangkaian aktivitas yang digelar di 23 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia hingga Desember mendatang.

“Setiap tahunnya, kami selalu mengangkat berbagai tema menarik dan terkini. Tahun ini, tema risiko gula tersembunyi terhadap kesehatan gigi dan mulut menjadi pilihan karena ternyata masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa makanan atau minuman yang tidak manis sekalipun dapat mengandung gula penyebab gigi berlubang,” tandas drg. Mirah.

Untuk di Surabaya selain di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Nala Husada Universitas Hang Tuah Surabaya, BKGN akan diselenggarakan di FKG Univesitas Airlangga pekan mendatang dan pada akhir November di FKG Universitas Brawijaya Malang. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *