SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar buat kehidupan manusia. Terlebih bagi anak – anak yang tengah menjalani tumbuh kembang, pembatasan kegiatan selama pandemi COVID-19 jadi kondisi yang jelas tak mereka inginkan.
Terapis Okupasi Pediatri Therapedia Developmental Center Aditya Agus Setyawan, A.Md.OT. mengatakan salah satu yang terjadi adalah perkembangan sosial dan emosional. “Selama pandemi anak, khususnya yang masih dibawah 5 tahun dan tidak atau jarang berhubungan dengan orang lain selain dengan mereka yang satu rumah tentunya mengalami hal ini,” katanya.
Dimana akhirnya mereka tidak nyaman saat bertemu orang lain atau saat harus mulai masuk sekolah. “Pada awalnya anak pasti akan mengalami sensory overload, gejalanya hampir sama dengan tantrum, anak akan menangis mengamuk atau berteriak. Nah disini orang tua perlu paham yang dialami sang anak, apakah itu gejala tantrum atau sensory overload,” lanjutnya.
Ditemui pada acara Parenting & Coffee Time : Optimalisasi Perkembangan anak Pasca Pandemi dalam rangka Kopilaborasi Lima Tahun Menyeduh dan Berkolaborasi, Aditya menjelaskan Tantrum adalah ledakan emosi ketika anak berusaha mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, sedangkan Sensory overload adalah reaksi atas perasaan tidak nyaman atau kewalahan.
“Jika itu tantrum maka orang tua dapat mendiamkan anak selama beberapa saat, datangi kembali beberapa waktu kemudian. Tetap tenang dan jangan berteriak. Sedangkan jika anak mengalami sensory overload, ajaklah anak untuk pindah ke tempat yang lebih tenang, untuk meminimalisir stimulasi sensori yang diterima anak,” terangnya.
Owner Kopilaborasi Meta Triana Muhardini mengatakan talkshow ini merupakan rangkaian dalam rangka hari jadi Kopilaborasi yang kelima. “Ada beberapa rangkaian acara, selain acara parenting ada juga Melukis Impian Masa Depan Bersama Klub Literasi Anak & Endy Lukito. Minggu depan ada Mini Floraborasi, Bazar Tanaman Pant Swap dan Workshop,” terangnya.
Kopilaborasi yang memiliki tagline Coffee, Plant and Friends merupakan ruang bersantai, tak hanya sekedar menikmati secangkir kopi dan tanaman yang mengiasi ruangan, namun juga ruang berdiskusi bersama teman, relasi atau komunitas. “Semoga kedepannya Kopilaborasi semakin menjadi pilihan khususnya komunitas untuk dapat berkolaborasi disini,” tutup Meta. (q cok, tama dini)
