SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Ratusan anak-anak di Kota Surabaya antusias mengikuti lomba Story Telling (bercerita) tentang “Kisah Kelahiran Bung Karno”. Di antaranya, sebanyak 315 pelajar dari SD/MI dan SMP/MTS, dengan tangkas mewakili sekolah mereka masing-masing untuk mendukung upaya penguatan literasi di Kota Pahlawan. Setelah melalui proses penjurian, 10 finalis terpilih menampilkan aksi kebolehan mereka di Gedung Merah Putih komplek Balai Pemuda Surabaya, Jumat (23/6/2023).
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya (Dispusip) Surabaya, Mia Santi Dewi mengatakan bahwa kegiatan penguatan literasi melalui lomba Story Telling “Kisah Kelahiran Bung Karno” merupakan rangkaian peringatan Bulan Bung Karno yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Di samping itu, Pemkot Surabaya melalui Dispusip Surabaya turut menggandeng komunitas pecinta sejarah Begandring Soerabia.
“Untuk lomba Story Telling ini saya tidak menyangka bahwa minat anak-anak luar biasa. Hari ini muncul 3 terbaik yang nantinya mereka akan diberikan penghargaan oleh Bapak Walikota (Eri Cahyadi), berupa piagam dan hadiah pada tanggal 5 Juli 2023,” kata Mia sapaan akrabnya.
Mia menjelaskan, dalam proses penjurian, masing-masing peserta mengirimkan video Story Telling dengan durasi selama 5 menit. Para peserta diperbolehkan memakai atau menggunakan beberapa alat peraga pendukung sederhana. Serta berbahasa Indonesia, Suroboyoan, hingga berbahasa Inggris. Karenanya, 10 finalis terpilih menampilkan performa mereka dengan banyak bentuk.
“Selain untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme, harapannya bisa menjadi motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari yang berlandaskan perilaku Pancasila. Serta, menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, integritas, dan literasi para siswa,” jelasnya.
Dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno, Dispusip Surabaya tidak hanya menggelar lomba Story Telling. Sebelumnya, Dispusip Surabaya juga telah menggelar Sekolah Kebangsaan di SDN Sulung, serta pameran foto Putra Sang Fajar Bung Karno Arek Suroboyo di Basement Alun-Alun Surabaya pada 15-30 Juni 2023.
“Sudah terlaksana beberapa kegiatan, antara lain Sekolah Kebangsaan di SD Sulung, kemudian kita ajak napak tilas. Serta lomba menggambar juga sudah terlaksana. Untuk saat ini masyarakat dapat menikmati pameran foto yang masih berlangsung di Basement Alun-Alun Surabaya,” ujarnya.
Melalui lomba Story Telling tersebut, Mia mengaku bahwa mendongeng atau bercerita merupakan salah satu metode berkomunikasi yang mudah ditangkap oleh anak-anak untuk menuturkan atau mengisahkan tentang peristiwa, kejadian, maupun pengalaman.
“Tidak hanya untuk kegiatan mengisahkan sejarah seperti ini, tetapi kita juga telah bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya. Kami memberikan pelatihan mendongen bagi para petugas simulasi mitigasi bencana. Karena diperlukan metode bercerita dalam menyampaikan pembelajaran keselamatan diri saat melakukan simulasi mitigasi bencana pada anak PAUD dan TK,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Dispusip Surabaya akan terus berupaya menumbuhkan minat membaca pada anak-anak. Salah satunya adalah melalui wisata buku untuk anak-anak untuk mengenal perpustakaan. Di sana, anak-anak dikenalkan dengan fungsi perpustakaan, yaitu sebagai tempat mencari informasi. “Banyak program yang kita buat, harapannya sejak usia dini anak-anak gemar berkunjung ke perpustakaan,” pungkasnya. (q cok)