SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak tinggal diam mendengar informasi kebakaran yang terjadi di Jalan Margorukun Gang Lebar, Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Rabu (10/7/2019).
Dia bersama jajarannya langsung turun ke lokasi meninjau rumah-rumah yang sudah hangus terbakar dilalap si jago merah.
Di lokasi, dia berkomunikasi dengan Ketua RW 3 Margorukun Eko Andriani yang sudah terlihat capek dan terlihat sedih karena warganya sedang kesusahan. Wali Kota Risma pun berusaha menenangkannya dengan mengusap-ngusap bahu Ketua RW perempuan itu.
Saat itu, Andriani menjelaskan data-data korban dan yang terdampak kebakaran, termasuk para korban yang sudah diungsikan ke Kampung Ilmu Jalan Semarang.
Tanpa pikir panjang, akhirnya Wali Kota Risma langsung beranjak ke Kampung Ilmu. Namun, sebelum meninggalkan lokasi kebakaran, ia juga sempat dikerumuni anak-anak untuk bersalaman.
Akhirnya, saat itu pula Wali kota Risma memberikan buku tulis yang sudah ditandatangani. “Yang rajin ya sekolahnya, yang pintar ya,” kata Wali Kota Risma sambil memberikan buku dan melayani salaman anak-anak itu.
Setelah puluhan buku diberikan kepada hampir seluruh anak di kampung itu, ia kemudian bergeser ke Kampung Ilmu di Jalan Semarang. Tiba di tempat peristirahatan korban kebakaran ini, Wali Kota Risma langsung berkomunikasi kembali dengan para korban yang rata-rata sudah sepuh.
Saat bertemu dengan para korban itu, Wali Kota Risma memastikan akan membantu para korban dengan cara dipindahkan ke rusun. Hal itu berlaku bagi korban yang tanahnya masih milik PT KAI.
Sedangkan bagi korban terdampak yang tanahnya sudah milik sendiri, akan dibantu pembangunannya melalui program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK).
“Jadi, nanti yang muda-muda tolong didata siapa saja yang sudah siap dipindahkan ke rusun, kalau sudah siap, besok langsung saya boyong ke rusun,” kata Wali Kota Risma sambil menguatkan para korban.
Pada saat itu, ada salah satu korban juga mengeluh surat-surat yang ikut terbakar, seperti KTP, KK, SIM dan ijazah. Dengan sigapnya, Wali Kota Risma memastikan akan siap membantu mendatangkan beberapa dinas untuk mendata surat-surat yang ikut terbakar itu, seperti siap mendatangkan jajaran Dispendukcapil untuk menguruskan KK dan KTP dan juga siap mendatangkan jajaran Dinas Pendidikan untuk mendata ijazah-ijazah yang ikut terbakar.
“Kalau perlu, besok saya datangkan Dispendukcapil untuk cetak KTP di sini,” tegasnya.
Akhirnya, para korban itu nampak senang dan mengucapkan terimakasih banyak kepada Wali Kota Risma. Mereka pun bersalaman kepada Wali Kota Risma sembari berucap terimakasih. Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga memastikan akan memindahkan para korban kebakaran itu ke rusun Penjaringansari yang saat ini masih kosong.
“Tadi ka nada 16 rumah dengan 42 KK, tapi rata-rata sudah banyak yang sepuh, sehingga nanti kalau ada 3 KK, yang dua KK akan dipindahkan ke Rusun Penjaringansari dan satu KK lagi akan dipersilahkan untuk menjaga orang tuanya yang sudah sepuh. Biasanya memang satu KK menjaga orang tuanya yang sudah sepuh,” kata dia.
Ketua RW 3 Margorukun Eko Andriani mengucapkan banyak terimakasih kepada Wali Kota Risma dan jajarannya yang sudah melakukan langkah taktis dan konkret dalam membantu warganya. Apalagi, warga sudah disediakan tempat istirahat sementara dan selanjutnya akan ditempatkan di rusun.
“Perhatian dari Pemkot Surabaya sangat besar, saya ucapkan terimakasih banyak, fasilitas dan bantuannya sangat luar biasa, apalagi nanti sampai ditempatkan di rusun, mereka pasti sangat senang,” kata Andriani.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan titik kebakaran itu berawal dari sebuah rumah penjual pangsit mie yang kompornya gebros.
Di tempat itu, juga terdapat banyak LPJ, sehingga kompor gebros itu menjalar ke LPJ lainnya dan terlempar ke atas, sehingga terjadi banyak ledakan. “Karena saat ini memang musim kemarau, akhirnya api cepat menjalar ke rumah-rumah di sekitarnya,” kata Irvan.
Api itu melahap 16 rumah yang ditempati 42 KK. Dalam peristiwa kebakaran ini, Dinas Pemadam Kebakaran menerjunkan 20 unit mobil kebakaran. Namun, karena posisinya permukiman padat penduduk dan sulit dijangkau, serta mobil PMK tidak bisa masuk, akhirnya PMK menggelar selang hingga sepanjang 200 meter lebih.
Untungnya, api cepat teratasi karena bantuan dari warga sekitar yang ikut bergotong-royong membantu memadamkan api. Oleh karena itu, Irvan memastikan akan terus mengintensifkan simulasi pemadam kebakaran supaya warga ikut membantu memadamkan api apabila terjadi kebakaran di sekitarnya.
“Bagi saya, warga adalah juru padam yang sesungguhnya,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Irvan juga mengimbau kepada warga apabila ada kejadian seperti itu, semua kendaraan seperti mobil dan kendaran lainnya bisa dipinggirkan supaya mobil pemadam kebakaran bisa mudah masuk. Bahkan, apabila ada gapura dan bangunan di atas jalan, dia sangat berharap dibongkar dengan swadaya dan kesadaran warga sendiri.
“Sekali lagi saya mohon dengan hormat kepada seluruh warga, apabila ada gapura yang sekitaranya mobil PMK tidak bisa masuk, diharapkan untuk dilakukan pembongkaran secara swadaya,” pungkasnya. (q cox)