Malang menimpa Sahlan (48) petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Berniat melaksanakan operasi anak jalanan (anjal) gelandangan pengemis (gepeng) di perempatan Jl Demak, ternyata mendapat perlawanan dari massa. Akibatnya, pria yang tergabung dalam tim Cobra Satpol PP ini menderita luka di kepala, tangan, dan bibir hingga mengeluarkan darah akibat pemukulan.
SURABAYA (SPNews)- Insiden pengeroyokan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ketika melakukan operasi anjal gepeng di perempatan Jl Demak, Rabu (3/4) ternyata mendapat reaksi cepat dari SKPD pimpinan Irvan Widyanto ini. Hasilnya, sebanyak empat pedagang asongan yang diduga terlibat pengeroyokan Satpol PP berhasil di tangkap petugas gabungan berkekuatan satu peleton.
“Kurang lebih hampir 20 orang menyerbu saya. Bahkan, waktu saya terjatuh mereka tetap menginjak-injak saya di tengah jalan,” ungkap Sahlan.
Sahlan menjelaskan, dirinya berangkat bersama tim sebanyak lima orang mendatangi lokasi perempatan Jl Demak. Namun, karena konsepnya penyamaran, Sahlan (48) bersama dua rekannya Hariono (37) dan Nur Hasan (40) memakai baju bonek untuk terjun ke lapangan.
Mulanya, petugas berhasil mengamankan dua pedagang asongan. Namun, ketika operasi berlanjut, salah satu bedagang yang di periksa kelengkapan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tiba-tiba melakukan tindakan provokasi dengan berteriak minta tolong.
Tak ayal, sejumlah pedagang dan massa disekitar lokasi menyerbu tiga petugas Satpol PP yang bertugas. Beruntung bagi Nur Hasan (40) bisa mengamankan diri meski dua rekanya menerima serangan massa.
“Mereka melakukan provokasi sehingga massa menyerbu kami. Saya yang paling luka parah karena menerima pukulan dan diinjak-injak,” tambahnya.
Akhirnya beberapa orang berhasil ditangkap ketika sedang berada di warung sekitar lokasi kejadian. Tidak hanya itu, petugas akhirnya juga membongkar sejumlah bangunan liar (bangli) yang berada disekitar lokasi.
“Mereka kita amankan ke kantor untuk dimintai keterangan. Proses selanjutnya tentunya akan kita serahkan Polsek Krembangan karena masuk ranah pidana,” ungkap Kasatpol PP Irvan Widyanto.
Sementara itu, ketika ditanya tentang metode menyamaran petugas menggunakan baju bonek yang diduga menjadi pemicu pengeroyokan pihaknya membantah sebagai salah langkah.
Menurutnya, selama ini langkah persuasif dengan penyamaran selalu sukses ketika turun ke lapangan. Namun, pihaknya berjanji akan mengevalusi kinerja satuannya agar kejadian ini tidak terulang.
“Kejadian tadi tidak menguntungkan bagi kami. Biasanya kita nggak pake seragam agar kita bisa mendekati baik-baik. Kita akan evaluasi metodenya agar tidak terulang,” tambahnya.
Diketahui, salah satu petugas Satpol PP, Sahlan (45) menderita luka dibagian kepala, tangan, dan kaki akibat tindakan pengeroyokan oleh puluhan pedagan asongan ketika melakukan operasi. (q cox,I)