SURABAYA (Suarapubliknews) – Bagi banyak orang, pintu adalah bagian dari sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat keluar dan masuk, sebuah bidang yang membagi ruang. Namun nyatanya banyak makna tersirat dari keberadaan sebuah pintu di suatu bangunan. Hal ini yang diungkap dalam sebuah pameran bertajuk “Lawang” di Visma Art Gallery.
Dosen Pembimbing sekaligus Curator Pameran, B.G.Fabiola Natasha mengatakan pameran ini menghadirkan foto pintu sebagai salah satu elemen penting pada sebuah bangunan. Pengertian pintu adalah sebuah bidang yang membagi ruang, menghubungkan ruang dan memberikan sirkulasi. Pintu-pintu ini tidak sekedar dihadirkan secara visual.
“Filosofi pintu adalah sebuah lorong kehidupan yang menghantarkan antar peristiwa dan menyalurkan energi yang melewatinya. Pintu juga mewakili ketidakpastian dan misteri yang ada dibaliknya. Bisa saja tentang kisah-kisah tidak terduga atau ratapan kesedihan,” katanya dalam pengantar kuratorial yang berjudul Pintu Tidak Pernah Benar-Benar Tertutup.
Pintu memiliki sejuta kisah. Apa yang disaksikan sang pintu niscaya akan menghantarkan spiritualitas manusia pada kesadaran tentang pintu-pintu dalam hidupnya. Semua karya ini dikerjakan dengan memanfaatkan kecanggihan kamera dalam telepon genggam. Pemilihan sudut pandang eye level pun bukan tanpa makna.
Pintu-pintu ini ingin dihadirkan ‘secara nyata’ di hadapan pengunjung. “45 karya fotografi milik sembilan mahasiswa Fakultas Arsitektur Universitas Katolik Darma Cendika, Surabaya. Pameran ini merupakan Ujian Akhir Semester dari mata kuliah pilihan yaitu fotografi arsitektur,” ungkapnya.
Dalam tugas ini Ia menekankan pentingnya storytelling dalam sebuah karya, tidak sekedar fokus pada estetika dan teknis semata melainkan bagaimana sebuah karya dapat menyampaikan sebuah cerita.
“Fotografi saat ini sudah crossing bridge. Menurut saya, memang sebaiknya di jadikan bagian dari mata pelajaran khususnya untuk jurusan yang berkaitan dengan bidang seni dan design’ jelasnya..
Salah satu karya yang menarik perhatian seniman asal Surabaya Swandayani Swan adalah karya milik Emmanuelle Litania Lutters, ‘Saksi Bisu’. “Walau tanpa melihat narasi karya, pintu ini seolah menghadirkan perasaan yang sedih, kesendirian dan bahkan ada yang merasa ada kesan merinding,” ungkap Putri Maestro Lukis Surabaya Alm Tedja Soeminar ini.
Emma menjelaskan pintu kayu yang tertutup rapat dengan sebuah pot disebelahnya dimana tanaman dalam pot tersebut seolah berusaha keras bertahan hidup. “Sekitar tahun 1990, di depan pintu ini ada peristiwa tragis. Seorang pedagang beras dibunuh oleh preman karena dianggap terlambat membayar uang bulanan,“ ceritanya. (Q cox, tama dini)