Pemerintahan

Lestarikan Budaya Lewat Festival Permainan Tradisional, Wali Kota Eri: Gerakan Kebersamaan dan Kekompakan Anak

96
×

Lestarikan Budaya Lewat Festival Permainan Tradisional, Wali Kota Eri: Gerakan Kebersamaan dan Kekompakan Anak

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Bunda Paud Kota Surabaya Rini Indriyani membuka Festival Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan, Selasa (24/10/2023). Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui Direktorat Sekolah Dasar ini mengajak 310 peserta didik SD se-Surabaya untuk melestarikan budaya dengan melakukan aktivitas fisik lewat permainan tradisional.

Ratusan peserta didik di tingkat SD tersebut pun sangat antusias mengikuti Festival Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional. Sebab, ada ragam permainan yang kompetisikan pada festival ini, di antaranya bola paku, bakiak, balap karung, kopral, dan bermain kelereng. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan bagian dari Kampanye Sekolah Sehat guna mewujudkan anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, berkarakter.

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, permainan tradisional merupakan kekayaan budaya di Indonesia. Karenanya festival ini harus tetap dijaga agar bisa dikenalkan hingga mancanegara guna menguatkan identitas sebagai kekuatan budaya asli Indonesia.

“Ini diinisiasi oleh Kemendikbudristek, ada permainan tradisional. Hampir sama dengan konsep Pemkot Surabaya, dimana kita sedang menggiatkan permainan dan olahraga tradisional sehingga di setiap sekolah ada kegiatan menuju Sekolah Sehat.  Tujuannya untuk menggerakan kebersamaan dan kekompakan agar anak-anak tidak bermain gadget saja,” kata Wali Kota Eri.

Sebagai upaya pelestarian budaya tradisional, Pemkot Surabaya menyediakan ragam permainan tradisional di Balai RW. Menurutnya, perlu ada kesadaran bahwa permainan tradisional membawa dampak positif bagi tumbuh kembang anak. Sebab, saat pandemi COVID-19, anak-anak sangat terbatas untuk melakukan interaksi terhadap rekan sebaya.

“Di Balai RW, selain dibuat Sinau dan Ngaji Bareng, kami menyediakan ragam permainan tradisional untuk meningkatkan rasa kebersamaan antar anak-anak SD,” jelasnya.

Bunda Paud Kota Surabaya Rini Indriyani menyampaikan, permainan tradisional dapat mengurangi kebiasaan anak-anak bermain gadget. Karenanya, hal tersebut akan dibiasakan di tingkat PAUD guna membiasakan anak-anak menggunakan aktivitas fisik layaknya berolahraga.

“Kita cari permainan yang aman sesuai dengan usianya. Saya berharap orang tua bisa mengenalkan permainan tradisional, karena permainan tradisional menggunakan aktivitas fisik, jadi anak-anak seperti sedang berolahraga,” kata Rini.

Sementara itu, Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek RI,  Mohammad Hasbi mengatakan, dalam rangka mengkampanyekan gerakan Sekolah Sehat yang telah diluncurkan oleh Menteri Kemendikbudristek RI, Nadiem Makarim di tahun 2022 lalu, pihaknya ingin mengajak anak-anak lebih banyak bergerak melakukan aktivitas fisik supaya kebugaran mereka lebih meningkat.

“Ini sangat diperlukan agar aktivitas belajar mereka bisa lebih baik. Kami juga ingin menumbuhkan rasa kebersamaan dan sportivitas dari anak-anak. Meskipun berasal dari berbagai macam sekolah, mereka harus merasakan nyaman selama bermain bersama,” kata Hasbi.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa Kemendikbudristek RI terus berupaya melestarikan Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional yang merupakan tradisi dan kearifan lokal dari budaya Bangsa Indonesia.

“Ada banyak sekali permainan tradisional di Indonesia, kita ingin lestarikan itu. Apalagi, kami sangat senang melihat antusiasme anak-anak Surabaya, Pak Walikota juga sangat senang melihat ini. Bahkan, beliau berkomitmen akan mengaktifkan permainan tradisional di tingkat RW,” pungkasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *