SURABAYA (Suarapubliknews) – Warisan arsitektur bersejarah Kota Surabaya kembali bersinar. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyambut hangat inisiatif PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), anggota BUMN holding asuransi, penjaminan, dan investasi (IFG), yang menggelar acara bertajuk “Resonance of Light: Honoring the Past, Protecting the Future” di Gedung Singa, Rabu (19/11/2025).
Gedung Singa, yang dibangun pada tahun 1901 dan dirancang oleh arsitek ternama H. P. Berlage, merupakan ikon cagar budaya yang kini dihidupkan kembali melalui dua rangkaian utama, Indoor Immersive Experience dan Property Asset Showcase.
Mewakili Wali Kota Eri Cahyadi, Staf Ahli Wali Kota Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan, Maria Theresia Ekawati Rahayu, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada IFG Life. Ia menegaskan bahwa inisiatif ini patut dipuji karena tidak hanya mempercantik fisik bangunan, tetapi juga memberikan makna baru pada pelestarian cagar budaya, memungkinkannya hidup kembali dan beraktivitas di era digital.
“Hadirnya studio imersif ini menandai sinergi harmonis antara warisan budaya dan teknologi modern. Melalui teknologi visual dan interaktif, sejarah dan arsitektur kota tidak lagi hanya dinikmati lewat tulisan, melainkan dapat dihidupkan dan dirasakan secara mendalam oleh masyarakat, khususnya generasi muda Surabaya,” ujar Yayuk sapaan akrabnya.
Ia menambahkan, bagi kota yang kaya akan sejarah seperti Surabaya, Studio Imersif ini akan menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan, tempat cerita sejarah dikisahkan kembali dengan cara yang relevan dengan perkembangan dunia saat ini.
“Pemkot Surabaya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang hadir, menunjukkan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama,” imbuhnya.
Dengan demikian, ia berharap kolaborasi ini akan terus berlanjut. Menurutnya, Studio Imersif dapat menjadi ruang edukatif dan inspiratif, tempat semua orang bisa belajar, berinteraksi, dan memahami makna sejarah dengan cara yang lebih dekat dan menyenangkan.
“Semoga Gedung Singa terus menjadi ruang hidup, tidak hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi juga untuk menginspirasi masa depan Surabaya sebagai kota budaya dan kota inovasi,” terangnya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah, menjelaskan bahwa inisiatif untuk membuka kembali Gedung Singa berawal dari permintaan Wali Kota Eri agar gedung yang berdiri kokoh sejak 1901 ini dapat diteliti dan dimanfaatkan.
“Melalui komunikasi, kami bertemu Bapak Mufti, kolaborasi ini terwujud dalam bentuk studio imersif. Ini adalah kesempatan langka bagi masyarakat untuk menyaksikan langsung keunikan arsitektur Gedung Singa, seperti Talang 1001 yang masih kokoh serta keindahan interior dan eksteriornya,” jelas Hidayat.
Hidayat menggarisbawahi bahwa acara yang berlangsung sejak 20–28 November 2025 ini sejalan dengan program edukasi dan wisata Pemkot Surabaya. Ia berharap masyarakat dapat memanfaatkan waktu ini untuk semakin menyukai gedung-gedung lama dan belajar tentang desain, bahan, serta sejarah yang terkandung di dalamnya.
“Pemkot Surabaya menyambut baik inisiatif ini karena sejalan dengan program edukasi dan wisata. Harapannya, melalui kegiatan ini, masyarakat dapat semakin menyukai gedung-gedung lama, belajar mengenai desain, bahan bangunan, dan edukasi sejarah yang terkandung di dalamnya. Terakhir, pengunjung juga dapat merasakan langsung kenyamanan dan keunikan atmosfer ruangan di dalam gedung bersejarah ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Investasi IFG Life, Mufri Dharmawan, menuturkan bahwa melalui konsep visual immersive, Resonance of Light menghadirkan pengalaman multisensori yang membawa pengunjung menyusuri perjalanan waktu Gedung Singa. Cahaya, suara, dan narasi sejarah berpadu menghadirkan dimensi baru dalam menikmati ruang bersejarah, menjadikannya bukan hanya tempat yang dilihat, tetapi juga dirasakan.
Selain pengalaman visual, pengunjung juga dapat menemukan berbagai pilihan aset properti potensial dengan lokasi strategis di wilayah Jawa Timur melalui IFG Life Property Asset Showcase. Pameran ini menjadi wadah bagi masyarakat maupun calon investor yang ingin melihat lebih dekat berbagai properti strategis yang dikelola oleh IFG Life.
“Warisan sejarah Gedung Singa tak pernah padam. Kami menghidupkan kembali semangat perjuangan dari masa lalu yang disimbolkan oleh dua patung singa di pintu masuk, untuk melangkah menuju masa depan. Melalui immersive experience ini, kami ingin menghadirkan ruang publik yang hidup dan inspiratif bagi generasi hari ini,” ujar Mufri.
Acara ini juga menghadirkan berbagai aktivitas yang dapat dinikmati masyarakat, mulai dari booth IFG Life dan Pemkot Surabaya, area interaksi publik, hingga pilihan kuliner dari UMKM lokal turut meramaikan rangkaian acara ini. Keseluruhan pengalaman dirancang untuk menghubungkan sejarah, ruang, dan aktivitas komunitas dalam satu kesatuan yang harmonis.
Pameran “Resonance of Light: Honoring the Past, Protecting the Future” dapat dikunjungi masyarakat di Gedung Singa Surabaya, yang berlokasi di Jalan Jembatan Merah 19–23. Acara ini diselenggarakan secara gratis dan terbuka untuk umum mulai tanggal 20 hingga 28 November 2025.
“Melalui IFG Life Property Asset Showcase, kami ingin membuka kesempatan bagi masyarakat serta investor untuk melihat langsung aset-aset properti strategis di sekitar Surabaya dan Jawa Timur yang saat ini sedang kami pasarkan,” tutup Mufri. (q cox)












