JOGYA (Suarapubliknews.net) – Jogjakarta seolah tak ada habisnya untuk dieksploitasi, kekayaan budaya, keramahan masyarakat dan kulinernya selalu dirindukan bagi yang pernah berkunjung ke salah satu daerah istimewa di Indonesia ini.
Humas History of Java Museum, Wisnu Wardhana mengatakan keberadaan museum yang berlokasi di Jalan Parangtritis km 5,5 Sewon Bantul ini melengkapi keistimewaan di Jogyakarta. “Museum ini berisi ulasan sejarah dan mengajak pengunjung mempelajari sejarah khususnya tentang Jawa dengan cara lebih menarik, secara live digital,” katanya.
Di museum dengan nuansa digital ini menampilkan kurang lebih 40 item wahana yang terbagi dalam lima zona. Museum ini dilengkapi teknologi augmented reality akan membuat berbagai obyek yang dipelajari tampak hidup.
“Teknologi ini menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata, serta dilengkapi Sound Effect,” papar Wisnu.
Ada juga objek yang ditampilkan dengan sentuhan digital seperti Candi Borobudur yang tampak live tiga dimensi lengkap dengan suara suasananya. Benda peninggalan purba seperti nekara, berbagai alat berburu dan meramu yang bisa disaksikan lebih riil.
Selain itu pengunjung dapat menikmati diorama pusat swa photo dengan kostum yang dipinjam gratis, namun sebelumnya pengunjung disambut mapping animasi tokoh perwayangan. Untuk anak – anak akan disediakan lembar kerja siswa, yang sudah disesuaikan dengan materi kurikulum sekolah.
“Di museum ini pengunjung bisa berinteraksi, tidak hanya mengandalkan visual tapi juga sensoriknya, bisa merasakan objek objek seperti nyata di hadapannya. Kami berharap lewat kehadiran museum ini minat generasi milenial belajar sejarah tak luntur,” tandas Wisnu. (q cox, Ta,a Dinie)