SURABAYA (Suarapubliknews.net) –Pelaksanaan Musyawarah Cabang (Muscab) Partai Demokrat Surabaya 2017 dengan agenda pemilihan ketua DPC sepertinya bakal digelar bulan Februari, mengingat jadwal verifikasi KPU akan dilaksanakan sekitar bulan Juni 2017.
Beberapa nama telah muncul ke permukaan seperti Ratih Retnowati, Siswandi dan M Mahmud. Bahkan belakangan juga muncul nama Juanedi yang saat ini menduduki posisi sekretaris DPC, ketua Fraksi dan wakil ketua Komisi D DPRD Surabaya.
Beberapa saat Junaedi menyatakan kesiapannya maju di kontestasi pemilihan ketua di Muscab Demokrat Surabaya 2017, M Mahmud yang kini duduk sebagai anggota Komisi C DPRD Surabaya juga mengaku siap untuk bersaing.
Menanggapi kesiapan Junaedi sebagai kandidat, dengan gentleman M Mahmud mengakui jika Junaedi adalah kader Demokrat yang layak. “Khusus untuk Junaedi, menurut saya layak, dan semua kader demokrat sangat baik, kita bakal berkompetisi yang sehat,” ucapnya, Senin (9/1/2017)
Mahmud juga menyampaikan ada 12 persyaratan yang bisa dikategorikan sebagai sosok paling ideal untuk bisa dan layak menduduki posisi ketua DPC partai Demokrat Surabaya.
1. Mampu meningkatkan perolehan kursi lebih banyak di DPR.
2. Diterima semua kalangan
3. Mampu dan menguasai menejemen politik.
4. Bisa bekerjasama dengan semua orang.
5. Bermental baik.
6. Bisa kerjasama dgn semua lapisan masyarakat.
7. Mampu menjalin komuniasi yang baik, baik ke pengurus partai dan ke masyarakat.
8. Jika ketua DPC tidak diterima warga, maka jangan harap demokrat bisa menambah kursi.
9. Memiliki integritas yang tinggi
10. Loyal 100 % ke partai Demokrat.
11. Terus berjuang membantu agar demokrat berkembang di segala lini. Baik di lingkungan legeslatif maupun eksekutif.
12. ketika bicara prinsip uuntuk demokrat, maka boleh cenderung ke warna warna lain. Ini tidak bisa ditawar.
“Tekad saya hanya untuk membesarkan partai, lha itu ukurannya hanya perolehan suara, sementara saya sudah buktikan perolehan suara saya di pileg kemarin mencapai 22 ribu, itu cukup untuk 2 kursi, mungkin suara saya ini terbesar se jatim bahkan se Indonesia untuk tingkatan Kota,” tandasnya.
Lanjut Mahmud, justru saya akan merasa bersalah jika tidak maju dalam kontestasi pemilihan ketua di Muscab mendatang, karena secara pribadi saya merasa mampu, oleh karenanya saya tidak boleh bersikap diam, persoalan terpilih atau tidak, itu kita serahkan kepada pemilih, yang penting saya sudah berusaha untuk menawarkan diri saya, jadi nggak merasa bersalah lagi.
“Membesarkan partai itu tidak bisa hanya dengan berbicara, tetapi harus dibuktikan dengan kemampuan memperoleh suara, kenapa saya bisa memperoleh suara tinggi, karena saya punya cara, dan cara ini akan saya tularkan ke teman-teman di dapil lain, bahkan saya akan terjun langsung untuk membantu, kalau posisi saya sudah aman, karena jalinan komunikasi masih terus terjalin, bahkan kalau besok dilakukan Pileg, saya juga sudah siap,” imbuhnya.
Terkait imbauan DPP yang mensyaratkan keberadaan dan kepemilikan gedung kantor DPC, M Mahmud juga mengaku sangat siap, bahkan dirinya tidak akan mengadakan gedung kantor dengan cara menyewa, tetapi membeli dengan status hak milik.
“Yang harus dipikirkan memang kredibilitas partai, artinya keberadaan kantor itu juga harus memikirkan luasan dan posisi lokasi, dan kalau memang itu menjadi aturan partai, maka saya sangat siap, bahkan saya akan mengusahakan untuk membeli, bukan menyewa, agar keberadaan kantor bisa selamanya, karena statusnya hak milik,” tegasnya.
Terpisah, Renville Antonio Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim yang baru menginginkan agar posisi ketua DPC Surabaya diduduki oleh kader yang memiliki semangat, kapasitas dan popularitas seperti Soekarwo Ketua DPD Demokrat Jatim.
“Sosok yang seperti pak de (Soekarwo ketua DPD Demokrat jatim-red) harapan kami, Punya semangat, kapasitas, kapabilitas, popularitas,” jawabnya kepada Suarapubliknews.net saat di hubungi via WA.
Namun saat ditanya siapa nama yang masuk kategori seperti yang diharapkan dari beberapa nama yang muncul seperti Ratih Retnowati, Siswandi, M Mahmud dan Juanedi, Reville justru menolak untuk berkomentar dengan alasan belum ada calon yang resmi.
“Gak usah ngomongin orang, nggak baik, karena kita sendiri juga belum sempurna, saya sendiri juga tidak sempurna, Sampai sekarang belum ada yang resmi mencalonkan diri, nanti mereka tersinggung, nggak nyalon kok di nilai,” kilahnya. (q cox)