SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Terkait munculnya beberapa nama yang mengaku siap menjadi Bakal Calon Wali Kota di bursa Pilwali Surabaya mendatang (tahun 2020), mendapatkan respon dari Achmad Hidayat Pegiat Kebijakan Publik asal Surabaya.
Berikut adalah pandangan Achmad Hidayat alumnus Adiministrasi publik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yang dikirimkan ke redaksi Suarapubliknews net, Selasa (4/8/2018) sekira pukul 18.43 wib,:
Pilwali Surabaya masih diselenggarakan pada tahun 2020, masa kerja pasangan Risma – Whisnu masih tersisa dua tahun lagi. Banyak hal yang harus diselesaikan Pemkot surabaya , seperti ancaman anak putus sekolah di tingkat SMA/SMK , jaminan kesehatan Warga miskin dan Perumahan layak.
Baru – baru ini cukup banyak tokoh yang mendeklarasikan diri untuk maju sebagai Calon kepala Daerah untuk Surabaya. Memang secara konstitusonal tidak dilarang namun bagi saya sebagai warga surabaya nampaknya kurang elok bila dimunculkan sekarang , lebih terlihat “Ambisinya” ketimbang niatan untuk “Mengabdi”.
Surabaya menjadi kota terbaik dengan berbagai penghargaan organisasi kelas Dunia . Dari segi tata kota , manajemen birokrasi , Pelayanan publik dan kemampuan memberikan jaminan sosial bagi warganya. Proses ini butuh kerja keras yang tidak sebentar. Salah satu faktor berasal dari kecakapan Bu Risma.
Saat maju di tahun 2010 Bu Risma mungkin tidak punya niatan menjadi walikota , tapi bisa dilihat sekarang hasil kerjanya begitu luar biasa. Karena sebagai pemimpin tahu betul bahwa amanah memimpin surabaya sangat berat sehingga bekerja sungguh – sungguh.
“Saya hanya khawatir kalau nanti yang memimpin surabaya tidak secakap bu Risma, mau jadi apa surabaya? Karena memimpin surabaya tidak hanya modal ambisi. Harus punya dedikasi dan Keikhlasan luar biasa,” tandasnya. (q cox)