SURABAYA (Suarapubliknews) – Bicara soal bursa Calon Wali Kota untuk Pilwali Surabaya 2020, ternyata nama Bayu Airlangga yang masih berusia muda (27), berhasil mensejajarkan diri dengan deretan politisi senior yang selama ini telah muncul.
Betapa tidak, nama Bayu Airlangga berhasil menempati urutan ke 8 untuk elektabilitas dan top of mind kandidat, yang dilansir oleh lembaga survei Surabaya Survey Center (SSC).
Namun jika dikategorikan kaum milenial, Bayu Airlangga yang mendapatkan angka 2 persen bisa dikatakan menempati posisi pertama, karena sejumlah nama diatasnya masuk kategori politisi senior.
Sementara untuk beberapa nama yang bisa dikategorikan kaum milenial justru berada dibawahnya, seperti M. Habibur Rahman dengan 0.8 persen. Lalu, M. Abid Umar dengan 0.5 persen, dan M. Nur Arifin dengan 0.3 persen.
Menanggapi riset itu, pakar komunikasi politik asal UNAIR Yayan Sakti Suryandaru mengungkapkan jika fenomena ini bisa menjadi pertanda yang baik.
“Karena publik sekarang cenderung suka hal yang baru di pemerintahan,” katanya, Kamis (10/1/2019).
“Bisa dilihat dari pola Pilgub Jatim 2018, Gus Ipul yang petahana bisa dikalahkan Khofifah. Ini karena mereka menginginkan adanya perubahan di pemerintahan,” tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, Bayu Airlangga yang juga Ketua Muda Mudi Demokrat menyerahkan sepenuhnya pada kebijakan partai nantinya. Saat ini dirinya fokus pada bagaimana memperoleh kesuksesan di pilleg maupun pilpres yang menjadi kebijakan partai.
“Kita ini prajurit. Apa yang menjadi kebijakan partai akan kita jalankan. Lagipula pilwali surabaya masih dua tahun lagi. Saat ini yang terpenting bagaimana Partai Demokrat alami kesuksesan di pilleg dan pilpres nanti,” ujar pria yang juga menantu Gubernur Jatim Pakde Karwo itu.
Sebagai informasi, hasil survey yang dirilis oleh SSC pada kesempatan ini berdasarkan pada survey yang dilaksanakan mulai 20-31 Desember 2018 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya.
Riset yang dilakukan menggunakan 1000 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3.1 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (q cox)