PemerintahanPeristiwa

Masuk Gelombang Ketiga, Pemkot Surabaya Segera Relokasi 46 KK Warga Kampung 1001 Malam

63
×

Masuk Gelombang Ketiga, Pemkot Surabaya Segera Relokasi 46 KK Warga Kampung 1001 Malam

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sosial (Dinsos) telah memfasilitasi warga Kampung 1001 Malam, mulai tempat tinggal layak sampai lapangan pekerjaan. Kepala Dinsos Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan, proses pemindahan warga masih bergulir sembari menunggu ketersedian tempat tinggal.

Sesuai dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang dimiliki Dinsos Surabaya, Anna menjelaskan, pemindahan warga di gelombang ketiga ada 46 KK. Puluhan KK itu, segera direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Pakal dalam waktu dekat. “Pendekatan kami menyesuaikan KK, bukan dari pendekatan jumlah rumah,” jelas Anna, Minggu (5/2/2023).

Walaupun nanti, masih kata Anna, ada tambahan jumlah KK, dinsos akan berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan di wilayah Krembangan. Dari 46 KK itu, sebagian besar sudah siap untuk dipindah ke rusunawa Pakal.

“Untuk saat ini totalnya masih 46 KK. Insya allah segera kami pindahkan ke rusun dalam waktu dekat,” ujar Anna.

Anna memastikan, 46 KK itu bukan hanya mendapatkan tempat tinggal di rusunawa Pakal. Akan tetapi, juga mendapatkan pekerjaan, bagi yang belum mempunyai penghasilan tetap. “Jadi, totalnya 46 KK ya, bukan 108 KK. Karena di sana itu ada orang yang punya rumah, kemudian dikontrakkan, nah itu bisa jadi 108. Nah yang kontrak itu, bisa jadi bukan warga Surabaya,” bebernya.

Sedangkan 44 KK yang sebelumya di relokasi pada gelombang kedua, 32 KK diantaranya telah mendapat pekerjaan dan tempat tinggal di rusunawa Sumur Welut. Kemudian, ada 12 KK sebagian kembali ke tempat asalnya, dan ada yang sedang proses pengurusan administrasi kependudukan (adminduk), serta ada pindah ke tempat yang dekat dari tempat kerjanya.

“Dari 44 KK itu, ada yang pulang ke tempat asalnya, ada juga yang kos dekat tempat kerjanya. Saat ini yang proses ada 8 KK, kemudian 6 KK sudah masuk ke Surabaya, ada 1 KK yang masih kita uruskan karena tidak memiliki ijazah dan sedang dibantu Dinas Pendidikan (Dispendik),” paparnya

Dalam hal relokasi warga Kampung 1001 Malam, lanjut Anna, pemkot tidak membiarkan warganya begitu saja, tanpa adanya perhatian dan kejelasan. Anna menyebutkan, pihaknya sampai saat ini masih melakukan pendampingan kepada warga Kampung 1001 Malam.

Bahkan, belasan KK yang sebelumnya tinggal di sisi kolong jembatan tol kawasan Lasem, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, hingga kini masih menjadi perhatian Dinsos Surabaya. “Pak Wali (Eri Cahyadi), tidak ingin warganya menderita. Ini kan sebuah proses yang dijalani bersama, pemkot pun tak tinggal diam. Kesulitannya apa, pasti kita selesaikan dan dampingi,” tuturnya.

Sementara itu, eks penghuni Kampung 1001 Malam, Efendi mengaku, hidupnya kini lebih layak dan sejahtera. Pria yang sebelumnya dipindah pada gelombang kedua, Senin (26/12/2022) lalu, saat ini telah bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, sebagai tenaga kebersihan.

“Sudah sebulan ini, kerja di pemkot. Di rusun Sumur Welut, suasananya enak, nyaman, dapat kasur, kipas, dan sembako. Lebih enak di sini lah, daripada di 1001 Malam,” aku Efendi.

Selama sebulan terakhir sebagai petugas kebersihan di DLH, Efendi diantar-jemput ketika akan pergi dan sepulang bekerja. “Ya lebih enak lah di sini. Apalagi dapat fasilitas,” ujar dia.

Tak hanya Efendi, Megawati, eks penghuni kolong tol di kawasan Kampung 1001 Malam itu turut merasakannya. Perempuan itu kini telah bekerja di DLH Kota Surabaya selama tiga bulan terakhir.

Menurutnya, kini bisa hidup jauh lebih baik, daripada sebelumnya di kolong tol 1001 Malam. “Alhamdulillah sekarang tinggal layak, daripada tinggal di bawa kolong jembatan tol, mending di rusun. Hujan nggak kehujanan, nggak kebanjiran, panas nggak kepanasan,” ucap Megawati.

Senada dengan Efendi, bantuan yang diberi oleh Pemkot Surabaya sudah lebih dari cukup. Mulai difasilitasi pekerjaan, hingga tempat tinggal layak. “Kerja diantar jemput, awal dulu pindah diberi sembako, kasur, kompor, dan masih banyak lagi,” pungkasnya. (q cok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *