SURABAYA (Suarapubliknews) – SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK) merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu. Program unggulan Kemdikbud Ristek ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan sesuai tuntutan dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Tak hanya itu, sebagai pilot projek SMK-PK diharapkan menjadi rujukan bagi SMK lainnya dalam peningkatan mutu pendidikan vokasi, baik hard skill maupun soft skill.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat EXPO DAN EXPOSE SMK-PK (SMK Pusat Keunggulan) yang digelar Dinas Pendidikan Jawa Timur menjabarkan salah satu tantangan SMK-PK adalah meningkatkan kualitas dan kinerja lembaga pendidikan agar lulusannya semakin banyak yang terserap pada DUDIKA.
“Saya berharap semua SMK Pusat Keunggulan dapat mengimbaskan program-programnya ke semua SMK di Jawa Timur yang berjumlah 2.150 SMK, terdiri dari 298 SMKN dan 1.852 SMK swasta,” ungakapnya.
Gubernur Khofifah juga berharap SMK-PK dapat menjadi solusi dari permasalahan ketenagakerjaan dan tingkat pengangguran terbuka. Ia juga menambahkan jika SMK-PK harus mau berbagi dalam penggunaan peralatan dan sarana pembelajaran yang dibutuhkan SMK lain.
“Jangan hanya antar SMK-PK, SMK-PK juga harus bekerjasama dengan SMK NonPK untuk melakukan pemetaan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh DIDUKA. SMK PK harus menjadi agen perubahan, game changer yang berinisiatif mendorong perubahan mindset SMK-SMK disekitarnya,” terangnya.
Disebutkan, tahun ini sebanyak 229.049 siswa lulus SMK. Di mana 99.716 siswa dari SMK Negeri dan 129.333 siswa dari SMK Swasta. Banyaknya lulusan ini tegas Gubernur Khofifah diharapkan menjadi modal utama pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“SMK Pusat Keunggulan juga harus mampu menjadi penggerak pelaksanaan kurikulum merdeka, saat ini SMK-SMK di Jatim merupakan pelaksana IKM terbanyak diantara provinsi lainnya,” tambahnya.
Gubernur Khofifah juga menyebut, pendidikan vokasi telah terbukti menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim. Ini dibuktikan dengan data Badan Pusat Statistik Jatim bahwa TPT tingkat SMK mengalami penurunan signifikan.
“Melihat berbagai profesi lulusan, ada yang bekerja, ada yang berwirausaha, ini perlu adanya perubahan regulasi dari BPS terkait kategori bekerja. Karena saat ini banyak lulusan yang bekerja secara mandiri sebagai pekerja kontrak maupun freelancer yang memiliki gaji lebih besar dibanding sektor formal, tetapi tidak tercatat oleh BPS dengan kategori bekerja” jelasnya.
Dalam menekan TPT SMK, Gubernur Khofifah juga meminta Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk memperkuat penerapan link & match antara SMK dengan DIDUKA untuk mewujudkan pembelajaran berorientasi demand driven.
Langkah kedua, penambahan porsi dan fokus pembelajaran kewirausahaan pada SMK. Sehingga kewirausahaan menjadi salah satu pilihan lulusan selain bekerja di sektor formal atau bekerja di DIDUKA. Berikutnya, pengelolaan tracer studi yang baik, dan mampu menghasilkan data keterserapan lulusan SMK.
“Dari data tracer study ini, kita dapat mengetahui lulusan SMK posisinya dimana. Apakah bekerja, berwirausaha, atau proses mencari kerja. Sehingga dari data tersebut sekolah dapat melakukan langkah lebih lanjut untuk peningkatan keterserapan lulusan,” lanjutnya..
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi menyebut banyak produk inovatif yang telah dihasilkan SMK-PK. Diantaranya dari SMK Islam 1 Blitar yang berhasil merakit dan memproduksi mesin produk CNC Turning atau Mesin Bubut mini Berbasis Komputer. Selain digunakan sebagai media pembelajaran praktek pengoperasian mesin CNC Turning, alat tersebut juga untuk mendukung proses produksi usaha UMKM.
“Saat ini teaching factory yang dimiliki SMK Islam 1 Blitar sudah menghasilkan (empat) 4 unit mesin dan (enam) 6 unit pada tahap proses produksi dan oleh pihak terkait sedang dibantu untuk memperoleh hak patent produk,” terangnya.
SMKN 12 Surabaya dalam kegiatan ini melalu program studi unggulannya, Prodi Animasi mengenalkan animasi anak Minilemon yang merupakan kerjasama dengan PT Minilemon Media Indonesia.
Kepala Sekolah SMK 12 Surabaya, Drs Biwara Sakti Pracihara, M.Pd mengatakan pameran ini merupakan wajah Smk Pk Jatim. Di SMKN 12 Surabaya sendiri prodi yang jadi unggulan adalah animasi.
“Terkait proyek animasi Minilemon ini merupakan kolaborasi yang sangat bagus, karena saling membutuhkan. Kedepan sangat prospek, karena pendidikan karakter yang diusung Minilemon akan membentuk manusia Indonesia sejak dini,” katanya.
Semenatara itu Founder Minilemon Reno Halsamer mengatakan pameran ini merupak ajang yang sangat baik bertemunya dunia industri dengan dunia pendidikan. Dimana industri dapat langsung mencari kebutuhan ereka terkait tenaga terampil yang sesuai dengan bidangnya.
“Ini kesempatan yang baik bagi dunia industri untk melihat langsung kemampuan dari pelajar – pelajar SMK, harusnya penyelenggara lebih menggaungkan kegiatan ini agar pelaku industri dapat datang ke acara ini,” katanya.
EXPO DAN EXPOSE SMK-PK (SMK Pusat Keunggulan). digelar pada 27-31 Oktober 2022. Sebanyak 204 SMK PK terlibat dalam kegiatan yang menjadi wadah dalam unjuk karya inovasi SMK untuk menarik DUDIKA maupun menjadi entrepreneur. (Q cox, tama dini)