Politik

Meski Kesembuhan Pasien Covid 95%, Pimpinan DPRD Surabaya Tetap Minta Pemkot Terus Siap Siaga Hadapi Lonjakan

190
×

Meski Kesembuhan Pasien Covid 95%, Pimpinan DPRD Surabaya Tetap Minta Pemkot Terus Siap Siaga Hadapi Lonjakan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Imbas meningkatnya kasus Covid-19 membuat Bed Occupation Rate (BOR) di beberapa Rumah Sakit di Kota Surabaya menjadi penuh. Sejak beberapa hari ke belakang, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti menerima banyak tanggapan maupun pertanyaan dari warga seputar kebutuhan isolasi perawatan Covid-19 di RS.

“Tadi malam ada warga putat jaya yang swab PCR positif, kondisi melemah kesulitan mendapatkan ruang isolasi di RS, malamnya meninggal dunia di rumah.  Ada lagi warga rungkut swab PCR positif sejak pagi hingga malam antri di UGD RS BDH belum juga dapat kamar isolasi.  Jauh ke RS BDH karena RS di wilayah Surabaya Timur juga penuh. Kondisi ini mengkhawatirkan, dan perlu aksi cepat untuk beri solusi”, jelas pimpinan dewan ini saat menyampaikan ke awak media pada Rabu (23/6/2021).

Laporan warga terpapar covid  dalam sepekan ini ke Reni terus bertambah, hal ini sesuai data di satgas covid bahwa memang terjadi lonjakan kasus positif.

“Kondisi demikian perlu diwaspadai oleh semua pihak. Warga mohon tetap tenang agar imun terjaga.  Angka kesembuhan di Surabaya sebenarnya tinggi sampai sekitar 94%, bahwa saat ini warga terpapar bertambah itu juga fakta.  Kita berharap bahwa kasus Covid-19 yang saat ini tengah naik tidak semakin melonjak,” imbuhnya.

Politisi perempuan PKS ini juga tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan kepada masyarakat pada umumnya agar menegakkan protokol kesehatan.

Bagi Reni, prokes bukan hanya sekedar aturan namun juga dipandang sebagai upaya untuk melindungi sesama. Dapat dijumpai pula bahwa beberapa pasien yang terpapar tanpa menunjukan gejala (OTG) sehingga sangat rentan untuk menularkan penyakit ke orang-orang yang lain.

Reni juga mendorong Pemkot dalam hal ini Dinkes terkait penanganan laju Positivity Rate Covid-19. Perkuat 3T, 5M dan percepatan vaksinasi.

“Surabaya pernah mengalami situasi yang lebih berat dari kondisi saat ini, manajemen kasus covid di Surabaya saat jaman bu Risma terus membaik, warga terpapar selalu terpantau dan segera disiapkan ruang isolasi baik di asrama haji maupun RS, keluarga yang dirumah segera diberi bantuan permakanan. Oleh karena itu kita harapkan penanganan saat ini bisa lebih siap, cepat dan lebih baik lagi,” tegas Reni.

Menurutnya, upaya yang telah ada perlu diperkuat dan ditingkatkan lagi agar ketika ada warga terpapar bisa segera ditangani dan terbantu untuk mendapatkan ruang isolasi sebagaimana kebutuhannya.

“Jika kasus terus melonjak sementara BOR meningkat, saya mendorong pemkot untuk segera menambah ketersediaan bed RS dengan alkes agar dibantu pemkot jangan sampai warga terpapar dengan gejala berat tidak terlayani secara medis,” kata Reni.

Disamping penambahan bed, Reni juga mendorong aksi penanganan mulai dari hulu makin diperkuat.  Yaitu penguatan PPKM Mikro dan dan standarisasi satgas covid hingga tingkat kampung termasuk satgas covid di perkantoran dan perniagaan.  Pembinaan satgas ini harus berkala agar benar-benar mampu mengendalikan kasus.

“Fungsi satgas tidak sekedar ukur suhu  namun terus memperkuat kebiasaan warga dilingkungannya disiplin protokol kesehatan, untuk warga yang kesulitan memiliki masker yang standart agar pemkot membantu,” tambah Reni.

Penambahan kasus harus ditekan, PPKM mikro harus dipastikan berjalan optimal.  Satgas kecamatan hingga satgas kampung perlu diperkuat, yang kurang berjalan perlu didampingi, bila perlu dibantu pendanaan untuk satgas kampung tangguh.

“Penanganan mulai dari hulu ini, goalnya warga disiplin protokol kesehatan agar kasus covid terkendali serta jika ada warga terpapar segera tertangani dengan cepat,” tutup  Reni. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *