SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Every Beauty Should Be A Masterpiece, setiap perempuan memiliki kecantikannya sendiri, hal ini di kampanyekan Miracle Aesthetic Clinic di ulang tahunnya yang ke 22.
Founder dan President Director Miracle Aesthetic Clinic Group, Lanny Juniati mengatakan Every Beauty Should Be A Masterpiece adalah sebuah projek yang ingin menonjolkan kecantikan alami perempuan.
“Banyak perempuan saat ini ingin tampil cantik, namun sayangnya banyak yang salah dengan perubahan kecantikan itu sendiri dan malah tidak menonjolkan kecantikan alami serta kekhasan wajahnya,” katanya.
Ada bermacam-macam karakter kecantikan wanita di berbagai belahan dunia. Karakter kecantikan wanita khas Eropa dengan Latin, maupun Asia pasti berbeda. Di lingkup benua Asia saja juga berbeda, tampilan kecantikan khas India dengan Korea, maupun Cina dengan Mongolia sangat berbeda.
“Bahkan di Indonesia saja, karakter kecantikan wanitanya juga sudah berbeda-beda, karena di dalamnya terdapat berbagai ragam suku dari Sabang sampai Merauke. Namun mereka menerapkan treatment yang akhirnya menjadi wajah lain, seperti tren saat ini yang mengarah ke Korean face,” lanjut Lanny.
Untuk mendukung kampanye Every Beauty Should Be A Masterpiece, Miracle melibatkan tiga wanita Indonesia dengan latar belakang suku yang berbeda, dalam project Miracle Beauty Transformation. Salah satu perempuan yang berkesempatan menjalani MIRACLE Beauty Transformation, yaitu Dian Apriliana Dewi yang mewakili kekhasan kecantikan wanita suku Jawa.
“Metode yang kami lakukan adalan metode face reshaping, dimana membentuk wajah seseorang agar menjadi lebih ideal dan proporsional, sehingga menjadi lebih cantik dan menarik. Dalam face reshaping harus mengetahui jenis perawatan mana yang tepat untuk setiap karakter wajah, dan bagaimana kita dapat membuat tampilan wajah tersebut menjadi proporsional namun tetap terlihat natural,” paparnya.
Menurutnya tanpa memperhitungkan rasio-rasio kecantikan dalam ilmu estetika dan memperhatikan karakter wajah seseorang, hasil face reshaping dapat terlihat tidak alami. (q cox, Tama Dinie)