SURABAYA (Suarapubliknews) – Model debat publik 2019 yang bakal digelar KPU dengan menyampaikan terlebih dahulu kisi kisi dan abstrak pertanyaan kepada masing-masing Capres dan Cawapres, terus mendapatkan respon dari pemerhati dan lembaga terkait.
Terbaru, datang dari Novli Thyssen Koordinator Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jatim, yang mengatakan bahwa debat publik Capres tidak hanya terbatas pada penyampaian visi, misi, program, namun lebih daripada itu merupakan pertarungan ide, gagasan, konsep, yang menguji kompetensi Capres.
Dengan demikian, kata Novli, memberikan ruang bagi publik untuk menilai kualitas kompetensi dari masing-masing Capres, sebagai bekal pemilih untuk menimbang secara rasional kepada siapa hak pilihnya akan diberikan pada saat pemungutan suara.
“Jika kisi kisi, abstrak pertanyaan debat publik Capres sudah disiapkan sebelumnya oleh penyelenggara, maka yang tersaji nanti adalah konsep jawaban hafalan dari Capres yang juga telah disiapkan sebelumnya oleh tim kampanye Paslon, tidak dapat mengeksplorasi lebih dalam kompetensi dari para Capres, perdebatan menjadi datar dan tidak menarik,” ucapnya kepada media ini. Selasa (8/1/2019)
Menurut mantan Panwaslu Kota Surabaya ini, jika persoalannya adalah untuk menghindari pertanyaan teknis yang sifatnya menjatuhkan Capres tertentu, maka menjadi tugas moderator.
“Sebagai pemandu debat publik harus bisa membatasi pertanyaan maupun pernyataan dari peserta Capres yang dirasa keluar dari substansi tema yang diperdebatkan,” pungkasnya. (q cox)