SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Aksi penolakan kedatangan Muhammad Rizieq Shihab ke Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya yang digelar oleh kelompok Aliansi Kebangsaan Arek Suroboyo (AKAS) untuk yang kedua kalinya ternyata mendapatkan perlawanan dari para pendukungnya.
Teriakan merdeka tiba-tiba terdengar, saat Rudi Rosadi baru saja akan memulai orasinya didepan para puluhan aparat Kepolisian yang sedang melakukan pengamanan di lokasi.
Perhatian khalayak termasuk para pewarta spontan tertuju kepada sekelompok orang yang belakangan mengaku sebagai pendukung Rizieq Shihab, yang berteriak siap menghadapi secara fisik terhadap puluhan massa yang sedang berdemo (AKAS-red).
Tak pelak beberapa aparat Kepolisian sibuk meredam, agar kedua massa yang berhadapan ini tidak bertemu secara fisik, karena dikhawatirkan akan terjadi bentrok fisik.
“Buyar kamu, kalau sampek enggak, tak kepruk kamu mati kamu, aku nggolek mati, buyaaar,” ancam salah satunya. Namun juga ada yang menyatakan siap mati kepada aparat Kepolisian. “Saya siap mati pak, catat, saya siap mati,” teriaknya. “Ayo masuk sini,” tantangnya.
Upaya aparat ini tidak sia-sia, karena setelah salah satu anggota Polisi berpangkat bintara senior melakukan komunikasi, kelompok pendukung Rizieq Shihab ini sepakat untuk menarik diri untuk kembali masuk ke Masjid.
Dikonfirmasi insiden ini, Rudi Rosadi sang koordinator aksi kelompok Aliansi Kebangsaan Arek Suroboyo justru mengaku sangat berterimakasih, karena aksinya sudah direspon oleh para pendukung Rizieq Shihab di kawasan Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.
“Tidak ada masalah dengan aksi perlawanan itu, justru kami malah bersukur karena itu merupakan bukti jika pesan kami sudah sampai ke mereka,” ucap Rudi Rosadi kepada Suarapubliknews.net, Senin (10/4/2017)
Namun, lanjut Rudi, kami lebih baik memilih untuk mundur karena sejak awal aksi ini digelar dengan tema damai, apalagi peserta aksi kami juga banyak yang perempuan, sebagai bukti jika kami turut menjaga kundusifitas sesuai arahan aparat Kepolisian,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Rudi juga mengaku jika ternyata beberapa warga sekitar Masjid juga tidak semuanya senang/suka dengan kehadiran Rizieq Shihab ke wilayahnya, karena dianggap akan memicu kerusuhan.
“Beberapa warga sekitar banyak yang meminta agar aksi kami segera disudahi, dan mengaku kalau dirinya mendukung aksi kami, karena tidak ingin kampungnya menjadi ramai tapi rawan kerusuhan,” pungkasnya.
Takmir Masjid Agung Sunan Ampel Menyatakan Tidak Terlibat
Terbaru, Kusnan Ketua Aliansi Kebangsaan Arek Suroboyo, mendapatkan info soal surat pemberitahuan dari Takmir Masjid Agung Sunan Ampel melalui anggotanya yang menyatakan ‘tidak terlibat’ dalam acara semacam tabligh akbar dengan tema “merajut ukhuwah menegakkan syariah dalam bingkai NKRI” yang rencananya menghadirkan Muhammad Rizieq Shihab sebagai pembicara utamanya.
Menurut Kusnan, surat pemberitahuan itu berstempel dan ditandatangani oleh jajaran Takmir Masjid Agung Sunan Ampel yakni KH Mohammad Azmi Nawawi, KH Dzulhilmi Ghozali, KH Mohammad Amin Iman, dan H Wahyu.
Ini surat pernyataan Takmir Masjid yang dikirimkan Kusnan kepada media ini via medsos,:
1. Takmir Masjid Agung Sunan Ampel menyatakan tidak terlibat dalam penyelenggaraan acara tabligh akbar tersebut.
2. Takmir Masjid Agung Sunan Ampel tidak penah mengizinkan dan memberi izin dalam bentuk apapun baik lisan maupun tertulis kepada kelompok yang mengatasnamakan panitia tabligh akbar tersebut.
3. Takmir Masjid Agung Sunan Ampel tidak terlibat dan melibatkan diri pada acara tabligh akbar tersebut.
4. Karena adanya desakan masyarakat yang menyatakan peduli terhadap Masjid Agung Sunan Ampel dan Makam Sunan Ampel agar acara tersebut, kami selaku Takmir Masjid Agung Sunan Ampel tidak bertanggung jawab jika terjadi gesekan dengan masyarakat yang pro dan kontra.
5. Segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan acara tabligh akbar di Masjid Agung Sunan Ampel tanggal 11 April 2017 sebelum dan sesudahnya, kami selaku Takmir Masjid Agung Sunan Ampel menyatakan tidak ikut bertanggung jawab. (q cox)