SURABAYA (Suarapubliknews) – Sepanjang tahun 2019, OJK Regional 4 Jawa Timur telah melakukan upaya yang masif dan berkesinambungan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat Jatim guna meningkatkan literasi keuangan dalam mewujudkan Jatim Well Financial Literate.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Heru Kristiyana, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada keberhasilan Kantor Regional 4 Jawa Timur yang sebelumnya dipimpin oleh Heru Cahyono dalam menjalankan fungsi dan peran OJK di wilayah Provinsi Jawa Timur.
“Saya berharap momentum ini dapat menjadi tonggak bagi Kepala Kantor Regional 4 Jawa Timur yang baru, Bambang Mukti Riyadi untuk lebih mengukir prestasi dalam mewujudkan OJK yang ‘kredibel’ di mata stakeholder,” katanya saat Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan (PTIJK) Tahun 2020 dan Serah Terima Jabatan Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur.
Mantan Kepala OJK Regional 4 Heru Cahyono menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dan mendukung OJK dalam melaksanakan tugasnya, terutama kepada Gubernur atas dukungannya dalam pelaksanaan tugas OJK di Jatim.
“Salah satunya terwujud pada program dan dukungan pada upaya peningkatan budaya menabung bagi pelajar sejak dini melalui program One Student One Account dan upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Jatim,” katanya.
Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kapolda Jawa Timur dalam mencegah dan menangani praktek investasi illegal, serta kepada seluruh Pimpinan Lembaga Jasa Keuangan yang turut serta dalam peningkatan perekonomian Jawa Timur.
Kepala OJK Regional 4 Jatim yang baru dilantik, Bambang Mukti Riyadi mengharapkan kerja sama, sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam rangka mendorong penguatan ekosistem Industri Jasa Keuangan di Jawa Timur yang lebih berdaya saing dan berkualitas.
Upaya peningkatan literasi keuangan kepada masyarakat Jawa Timur dilaksanakan melalui 194 kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, menginisiasi Program Si-Pinter Keuangan (Sentra Informasi Pelatihan dan Inklusi Literasi Keuangan) dengan dukungan beberapa universitas di Jatim, serta penerbitan Seri Buku Edukasi Keuangan Syariah.
Sementara itu, upaya peningkatan inklusi keuangan di Jawa Timur selama tahun 2019 dilakukan antara lain melalui program business matching TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) untuk UMKM, mendorong pendirian 15 Bank Wakaf Mikro (BWM) dan perluasan Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI).
Fungsi perlindungan konsumen dilakukan melalui kegiatan edukasi keuangan, penanganan pengaduan nasabah sebanyak 3.282 pengaduan serta berkoordinasi dengan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Kerja Satgas Waspada Investasi (SWI) Jatim untuk mencegah dan menangani maraknya tawaran dan praktik investasi ilegal yang meresahkan masyarakat. (q cox, Tama Dinie)