SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Kota Surabaya memang masih menjadi persoalan tersendiri bagi Pemkot Surabaya sebagai pemilik fasilitas stadion Gelora Bung Karno (GBT) dan panitia penyelenggara.
Oleh karenanya, DPRD Surabaya berharap agar kekacauan yang terjadi di wilayah Surabaya barat saat penyelenggaraan pertandingan sepak bola di stadion Gelora Bung Karno (GBT) Surabaya segera bisa diantisipasi.
Hari ini (3/1/2018), DPRD Surabaya bersama Dispora Kota Surabaya dan Panitia Penyelenggara dari Club Persebaya meninjau langsung kondisi di lapangan, agar segera ditemukan solusi terkait minimnya lahan parkir dan akses jalan masuk.
Peninjauan langsung ini melibatkan Armuji Ketua DPRD Surabaya, Masduki Toha Wakil Ketua DPRD Surabaya, Saifudin Zuhri Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Vinsensius Awey anggota Komisi C, Afgany Wardhana Kadispora Kota Surabaya beserta staf, serta beberapa wakil dari Club Persebaya dan Panpel.
Saifudin Zuhri meminta kepada Panpel dari Club Persebaya untuk melakukan koordinasi sekaligus melibatkan semua pihak seperti masyarakat setempat dan aparat keamanan di wilayah Kota Surabaya (Polrestabes dan Korem), saat jelang pertandingan.
“Kami akan suport sekaligus membantu mencarikan solusi, dengan harapan penyelenggaraan pertandingan sepak bola bisa bejalan dengan tertib dan aman serta tidak berdampak terhadap aktifitas masyarakat,” tandasnya.
Namun demikian, Ipuk-sapaan akrab Saifudin Zuhri- juga meminta kepada panpel untuk tetap membantu perbaikan jika terjadi kerusakan-kerusakan beberapa fasilitas di GBT yang diakibatkan penyelenggaraan pertandingan sepak bola.
Setelah beberapa saat meninjau kondisi lapangan dan melakukan diskusi Tripartit (DPRD, Dispora dan Panpel), Operasional Manajer Persebaya Wahyu Mariaji mengaku telah mendapatkan solusi yang baik soal lokasi area parkir calon penonton sepak bola.
“Meskipun tetap tidak diperkenankan memakai area sirkuit untuk parkir, namun kita sudah mendapatkan titik temu, kita akan lakukan pengurugan dan pemotongan rumput di beberapa lahan yang diperbolehkan, jadi harus melakukan pembersihan dan perataan lahan terlebih dahulu,” ucapnya.
Soal akses jalan, Aji-sapaan akrab Wahyu Mariaji-mengatakan jika masalah tersebut bukan menjadi ranahnya sebagai penyewa, tetapi merupakan wewenang pihak-pihak yang terkait.
Menurut dia, stadion sekelas GBT memang harus memiliki akses jalan yang layak seperti stadion-stadion lain. Minimal harus ada tiga jalan yang bisa dipergunakan untuk akses masuk, sehingga bisa ditempuh dari beberapa penjuru.
“Karena hal ini sangat erat dengan keamanan penonton, contohnya jika sampai terjadi kebakaran akses jalannya tidak buntu seperti kemarin, untuk itu kami minta kepada Pemkot agar segera merealisasikan pembangunan akses jalan alternatif itu,” jawabnya.
Namun, Aji menegaskan jika sejatinya stadion GBT sangat memungkinkan dijadikan tempat laga pertandingan sepak bola Piala Presiden yang konon bakal digelar pada 14 Januari 2018.
“Kalau dari pihak PSSI mempercayakan kami sebagai panpel lokal menjadi penyelenggara pertandingan liga 1 dan 2, kami sangat siap,” pungkasnya. (q cox)