SURABAYA (Suarapubliknews) – Ketua Paguyuban Arek Suroboyo, Kusnan, menganggap bahwa perhelatan Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020 mendatang bakala menjadi ajang uji nyali bagi kaum birokrat (eksekutif) yang namanya muncul di hasil pooling maupun pemberitaan di media.
Kusnan beralasan, uji nyali akan terjadi karena jika mengacu kepada UU 10/2016 tentang Pilkada, maka ASN diharuskan mengundurkan diri, bukan cuti seperti pada Pilkada Surabaya sebelumnya.
“Dari beberapa nama birokrat Pemkot Surabaya yang namanya muncul di bursa Pilwali, adakah yang berani uji nyali, karena ada kewajiban mundur dari statusnya sebagai PNS,” ucapnya kepada media ini. Kamis (11/07/2019)
Menurut Kusnan, ini adalah sebuah pertaruhan masa depan, karir kerja dan kehidupan seorang birokrat. Apalagi bagi mereka yang masih berusia muda dan sedang mejabat posisi penting.
“Kalau menang jadi Walikota, tetapi harus mengundurkan diri dulu sebagai Pegawai Negeri di usia muda. Beranikah mempertaruhkan jabatannya menuju pemilihan Walikota secara langsung? atau sebaliknya, yakni menolak tawaran itu?” tandasnya.
Diketahui, nama-nama birokrat Pemkot Surabaya yang saat ini disebut-sebut bakal turut meramaikan ajang Pilwali Surabaya 2020 diantaranya Eri Cahyadi Kepala Bappeko Surabaya dan Hendro Gunawan Sekda Kota Surabaya. (q cox)