SIDOARJO (Suarapubliknews) – Kasus konfirmasi Monkeypox (MPX) oleh warga Nigeria yang dinyatakan positif terinfeksi saat berkunjung ke Singapura berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan Singapura membuat Bandar Udara Internasional Juanda bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya memperketat pemantauan dan pengawasan penumpang di Terminal 2 dan Terminal 1,
General Manager Bandar Udara Internasional Juanda, Heru Prasetyo mengatakan untuk mencegah masuknya virus Monkeypox di Indonesia terutama wilayah Jawa Timur, pihaknya melakukan pemantauan dan pengawasan penumpang dilakukan dengan menggunakan thermal scanner atau alat pemindai suhu badan.
“Bandara sebagai pintu gerbang pergerakan orang dan barang tentu mengantisipasi fenomena importasi penyakit Monkeypox. Saat ini telah terpasang satu thermal scanner di masing-masing terminal Bandar Udara Internasional Juanda untuk memindai para penumpang guna mengantisipasi penyebaran penyakit virus Monkeypox melalui bandara,” katanya.
Sebagaimana diketahui saat ini Bandar Udara Internasional Juanda melayani 8 destinasi penerbangan internasional dan salah satunya adalah Singapura. Sebanyak 14 penerbangan dari dan menuju Singapura setiap harinya menuju Surabaya. Cukup banyaknya penerbangan dari dan menuju Singapura membuat pengelola Bandar Udara Internasional Juanda memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kewaspadaan importasi virus Monkeypox.
“Terlebih sebentar lagi akan memasuki peak season angkutan lebaran tahun 2019. Setelah kemarin kami melaksanakan sosialisasi safety awareness, kali ini kami bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya memeriksa kesiapan personil dan alat sebagai langkah bersama meningkatkan pengawasan,” tegas Heru.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M. Kes menambahkan bahwa thermal scanner yang terpasang akan mendeteksi secara langsung penumpang yang bersuhu badan lebih dari 37,5o Celcius.
“Kami memasang alat thermal scanner di terminal kedatangan internasional Bandar Udara Internasional Juanda untuk mendeteksi penumpang dengan suhu tidak normal atau lebih dari 37,5o Celcius,” paparnya.
Apabila terdapat penumpang dengan suhu tersebut akan segera dibawa menuju ruang isolasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. “Jika telah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya adalah suspect Monkeypox maka akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya. KKP Surabaya,” tambah Budi.
Pada situasi waspada importasi Monkeypox Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya juga melakukan langkah antisipatif sebagai berikut peningkatan pengawasan kedatangan orang dari Singapura dan Negara Afrika; menyiapkan Ruang Karantina/Isolasi sementara serta menyiapkan alat pelindung diri (APD); melakukan koordinasi lintas sector dan lintas program serta melakukan komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat.
Monkeypox (MPX) ditularkan oleh hewan terutama hewan pengerat yang mengandung virus Monkeypox (MPXV). Penularan virus Monkeypox ini bisa terjadi melalui gigitan, cakaran, kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi di kulit atau mukosa hewan, dan mengkonsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik.
Gejala dari Monkeypox mirip dengan smallpox (cacar) namun lebih ringan. Masa inkubasi 5- 21 hari dengan gejala yang dtimbulkan seperti demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar kebagian tubuh lainnya. Ruam ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras.
Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda lebih rentan terhadap penyakit Monkeypox. (q cox, Tama Dinie)