NasionalPolitik

Pecat MM dari Kader, PDI Perjuangan: Eri Cahyadi-Armudji Kuat Karena Gemblengan dan Kepungan

57
×

Pecat MM dari Kader, PDI Perjuangan: Eri Cahyadi-Armudji Kuat Karena Gemblengan dan Kepungan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pastikan arah kemajuan Surabaya sejak Bambang DH, dan Tri Rismaharini-Wisnu, PDI Perjuangan terus menyatu dengan seluruh elemen masyarakat Surabaya untuk memenangkan pasangan Eri Cahyadi dan Armuji.

Menurut Djarot Syaiful Hidayat, semua kualitas dan kemampuan Eri Cahyadi bisa terlihat dalam tampilan debat kandidat Pilwalkot Surabaya 2020.

“Debat tadi malam menunjukkan kualifikasi kepemimpinan Eri-Armudji, berhadapan dengan Mahfud Arifin yang lebih kedepankan retorika, namun tidak memahami persoalan tata kota, investasi dan juga manajemen pemerintahan yang baik”, ujar mantan walikota Blitar, wakil gubernur dan Gubernur DKI. Kamis (19/11/2020)

Tidak hanya itu, Djarot juga menegaskan bahwa DPP Partai telah memecat Mat Mochtar karena perilakunya yang tidak terpuji.

“Mat Mochtar telah dipecat. Kalau mengaku anggota Partai harus memiliki kesadaran berorganisasi. Eri Cahyadi-Armudji adalah calon PDI Perjuangan. Saya tahu persis bagaimana sebelum mengambil keputusan Ibu Megawati melakukan kontemplasi. Bahkan saat itu agar keputusan benar-benar sesuai harapan rakyat Surabaya, sebulan sebelum Eri-Armudji diumumkan, Ibu Mega tidak mau terima tamu, termasuk Bu Risma. Dengan demikian keputusan benar-benar jernih, tulus, untuk masa depan Kota Surabaya. Eri diputuskan sebagai calon karena kepemimpinannya. Eri adalah sosok muda, berprestasi di Surabaya. Dan sebagai seorang insinyur, mampu membuat perencanaan dan desain kemajuan bagi Surabaya untuk Indonesia dan dunia”, ujar Djarot.

Atas dasar hal tsb, Djarot Syaiful Hidayat meyakini, bahwa justru ketika Eri-Armudji dikepung, dan lawan memiliki begitu banyak logistik dan dana, Surabaya justru semakin bersatu.

“Eri semakin kuat justru karena gemblengan dan kepungan. Apa yang terjadi justru membuktikan bagaimana masyarakat Surabaya memiliki keberanian untuk memilih pemimpin muda yang jujur, berpengalaman,  dan visioner. Jadi ketika Surabaya dikepung, seperti halnya ketika Sekutu mengepung Surabaya, perlawanan rakyat untuk mendukung pemimpin yang baik akan semakin kuat,” pungkas Djarot mengakhiri wawancara. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *