SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Seiring dengan perkembangan wilayah perkotaan di Surabaya, berbagai sarana penunjang untuk perbaikan infrastruktur sangat dibutuhkan oleh Pemkot Surabaya, yang salah satunya adalah kepemilikan alat berat.
Selama dua periode kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Pemerintah Kota Surabaya kini sudah memiliki alat berat sebanyak 56 unit. Bahkan sebuah alat berat sampai patah, karena digunakan setiap hari tanpa henti untuk mengeruk.
“Sekarang sudah mempunyai 56 alat berat yang terdiri dari berbagai merk dan jenis, ada Long Arm, Standart, Roda Karet, dan Sikomo,” kata Erna Purnawati Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan ditemui di ruang kerjanya, Kamis (5/4/2018).
Erna pun merinci pengadaan alat berat yang dilakukan mulai tahun 2003-2017. Pada tahun 2003, pemkot melakukan pengadaan alat berat satu unit bermerk standart. Tahun 2007, melakukan pengadaan dua unit alat berat bermerk Long Arm dan Standart. Tahun 2010, melakukan pengadaan satu unit alat berat bermerk Roda Karet .
Selanjutnya, pada tahun 2011, pemkot melakukan pengadaan alat berat tiga unit yang terdiri dari 2 unit merk Long Arm dan satu unit merk Standart. Tahun 2012, melakukan pengadaan dua unit alat berat yang terdiri dari satu unit merk Long Arm, dan satu unit merk Standart. Tahun 2013, pengadaan alat berat tujuh unit yang terdiri dari 2 unit merk Roda Karpet dan lima unit merk Sikomo. Tahun 2014, pengadaan alat berat satu unit merk Long Arm.
Terbanyak pada tahun 2015, yaitu melakukan pengadaan 24 unit alat berat yang terdiri dari 10 unit merk Long Arm, tujuh unit merk Standart, satu unit merk Roda Karpet, dan enam unit merk Sikomo. Tahun 2016, melakukan pengadaan tujuh unit yang terdiri dari dua unit merk Long Arm dan lima unit merk Sikomo. Tahun 2017, melakukan pengadaan delapan unit yang terdiri dari enam unit Long Arm, dan dua unit Standart.
“Jadi, dari 56 unit alat berat itu, Long Arm memiliki 23 unit, Standart memiliki 13 unit, Roda Karpet memiliki empat unit, dan Sikomo memiliki 16 unit,” tegasnya.
Menurut Erna, semua alat berat itu digunakan setiap harinya. Bahkan, dari saking seringnya digunakan untuk berbagai proyek, ada salah satu alat berat yang patah ketika mengeruk saluran Kalidami hilir.
“Kami langsung perbaiki alat berat itu, tidak boleh lama-lama sakitnya dan sekarang sudah sehat lagi. Rencananya, nanti malam akan kami geser keTompotika,” tegasnya.
Semua alat berat itu, lanjut dia, biasanya digunakan untuk mengeruk saluran, sungai atau kali. Bahkan, kalau membuat bozem, alat berat itu mengeruk tanah hingga terbuat seperti waduk untuk menampung air di musim hujan.
“Hasil kerukan tanah itu, biasanya dibuang untuk membangun lapangan, makam dan taman-taman kota, sehingga hampir setiap hari kami menghasilkan ratusan truk tanah,” tegasnya.
Sementara itu, untuk memudahkan pemindahan alat berat dan pengangkutan tanah hasil kerukan itu, maka pemkot juga menambah trailer, truk, dan driver. Dengan tambahan trailer itu, maka pemindahan alat berat itu semakin gampang, tidak seperti dulu yang harus menyewa untuk memindahkan alat berat dari satu titik proyek ke titik proyek lainnya.
“Trailer ini kita sekarang punya dua, jadi lebih gampang untuk memindahkan alat berat. Selain itu, kami juga menambah truk yang asalnya hanya 2 menjadi 110 unit sekarang. Sedangkan total operator dan driver sekaligus penjaga rumah pompa totalnya 370 orang,” imbuhnya.
Erna menambahkan, jumlah-jumlah ini tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah seiring keingingan Wali Kota Risma yang terus mengebut berbagai pembangunan dan infrastruktur di Kota Surabaya. Semua alat itu dimaksimalkan dan tidak ada yang nganggur, karena semuanya selalu diawasi oleh Wali Kota Risma.
“Semua penggunaan alat-alat itu termasuk orang-orangnya selalu diawasi oleh Wali Kota Risma, sehingga semuanya berjalan maksimal,” pungkasnya. Sumber Humas pemkot Surabaya. (q cox)