SEMARANG (Suarapubliknews) – Inovasi Pelindo III untuk melakukan penghematan energi dibuktikan dengan memasang jaringan listrik dari darat (shore connection) untuk kapal yang bersandar di pelabuhan.
Fasilitas shore connection menggantikan sumber energi kapal yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak menjadi sumber energi listrik. Pelindo III telah melakukan ujicoba shore connection di Tanjung Perak untuk kapal petikemas, dan kini uji coba kapal non petikemas di Semarang.
PT Pelindo III Group melalui anak perusahaannya PT Lamong Energi Indonesia yang bergerak di bidang energi dan sebagai penyedia jasa pelayanan shore connection. Saat ini fasilitas shore connection dengan daya listrik 1 mega watt telah tersedia di Terminal Dwimatama, wilayah Pelabuhan Tanjung Emas yang dioperasikan khusus untuk melayani PT Pupuk Indonesia Logistic (PILOG).
“Selama ini kapal yang bersandar mesinnya harus tetap menyala untuk memenuhi kebutuhan listrik, tapi dengan shore connection pelabuhan yang menyediakan daya listrik sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan” jelas Direktur Utama Pelindo III, Doso Agung. Kamis (20/6/2019)
Doso Agung menambahkan bahwa fasilitas shore connection dapat memberikan efisiensi biaya operasional bongkar muat curah kering sebesar 40% sekaligus mempercepat kegiatan bongkar muat yang semula 4-5 hari menjadi 3-4 hari.
“Penggunaan listrik pada kapal tanpa solar akan menghemat 40% biaya serta mempercepat bongkar muat karena listrik yang kami sediakan dapat mengoperasikan ship crane secara maksimal”, imbuhnya.
Menggunakan shore connection, produksi bongkar muat curah kering meningkat dari 1.800 – 2.000 ton/hari menjadi 2.300-2.500 ton/hari. Peningkatan tersebut terjadi karena energi listrik memudahkan penggunaan ship crane secara maksimal dan efisien.
“Semula kapal dengan kapasitas 7.500 GT hanya dapat menggunakan 1 ship crane karena solar mahal, tetapi dengan shore connection kapal dapat menggunakan 2 ship crane dengan biaya lebih efisien,” jelas Doso Agung.
Pelayanan curah kering di Terminal Dwimatama Pelabuhan Tanjung Emas dilengkapi fasilitas conveyor berukuran 1,2 x 25 meter dan berkapasitas 200 ton/jam.
“Pelindo III akan terus meningkatkan kecepatan dan ketepatan pelayanan kapal melalui penyediaan fasilitas dan peralatan canggih dan ramah lingkungan. Usaha tersebut dilakukan untuk memberikan kontribusi dan menekan biaya logistik sehinga mampu meningkatkan daya saing produk nasional,” ungkap Doso Agung.
Kapal yang akan dilayani menggunakan fasilitas shore connection hasil sinergi BUMN antara Pelindo III dan Pupuk Indonesia sebagaimana arahan dari Menteri BUMN, Rini Soemarno antara lain adalah MV Pusri Indonesia, kapal curah kering bermuatan 7.497 ton pupuk. MV Pusri Indonesia membutuhkan daya sampai dengan 900 kw untuk memenuhi kebutuhan listrik kapal dalam melakukan kegiatan bongkar muat.
Beberapa program Pelindo III dalam rangka menurunkan biaya logistik nasional untuk meningkatkan daya saing produk nasional antara lain, shore connection, windows connectivity antara Pelabuhan di wilayah Pelindo III dengan Pelindo lainnya, transhipment domestik, penurunan biaya pandu di beberapa pelabuhan dan penerapan IBS-integrated billing system, tambah Doso Agung.
Capt. Ronald C. Schouten, Kepala Cabang PT Temas Line Surabaya sebagai salah satu pelanggan Shore Connection mengungkapkan bahwa Shore connection untuk listrik kapal container di wilayah Pelindo III khususnya di Terminal Berlian dan TTL dapat dirasakan efisiensi dari segi biaya kepada pihaknya.
“Dimana pada saat sandar kami dapat mengurangi konsumsi bbm dengan menggunakan listrik dari darat untuk beroperasi dimana tarif penggunaan listrik lebih murah serta stock untuk BBM juga dapat berlangsung lebih lama,” tutur Capt. Ronald C. Schouten
Selain itu kata dia, juga membantu mengurangi polusi udara dan polusi suara di wilayah pelabuhan dan juga dapat memanfaatkan waktu sandar tersebut untuk melakukan maintenance dimana pada umumnya mesin kapal tidak pernah berhenti beroperasi.
“Sebagai perusahaan pelayaran, banyak manfaat dari terobosan ini yg dapat kami rasakan. Harapan kami fasilitas shore connection ini dapat dikembangkan ke seluruh pelabuhan di Indonesia.” Tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh M. Sahurrullah, Manager Pemeliharaan PT Pupuk Indonesia Logistik, bahwa dengan shore connection, diperoleh efisiensi dimana ketergantungan terhadap bahan bakar minyak untuk operasi saat kapal sandar dapat digantikan dengan listrik dari darat. “Dengan adanya fasilitas ini, kami dapat mengurangi cost kami,” sebutnya.
Sementara itu, Staf khusus Bidang II Menteri BUMN Republik Indonesia, Bambang Eka Cahyana memberikan apresiasi kepada Pelindo III karena telah berinisiatif menyediakan shore connection yang merupakan bukti wujud nyata inovasi dari BUMN kepelabuhanan untuk mewujudkan green port, dengan menyediakan sumber tenaga listrik yang pada akhirnya mengurangi CO2,” pungkasnya.
“Sepengetahuan saya fasilitas shore connection ini baru terpasang di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo III dibandingkan dengan operator pelabuhan lainnya di Indonesia serta sebagai realisasi Sinergi BUMN yang sudah ditunjukkan oleh Pelindo III, Pupuk Indonesia, dan PLN,” tambahnya.
Penyediaan fasilitas shore connection dilingkungan Pelindo III sudah dimulai sejak akhir tahun 2018 di Berlian Jasa Terminal Indonesia Port (BJTI Port) di Surabaya untuk melayani kapal peti kemas.
Setelah itu fasilitas tersebut juga dikembangkan di Pelabuhan Benoa untuk kapal Yacht dan di Terminal Teluk Lamong untuk kapal peti kemas. Selanjutnya fasilitas ini juga akan dibangun di Terminal Nilam Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.
“Di Pelindo III kami terus berinovasi, dan fasilitas tersebut merupakan yang pertama di Indonesia dan secara bertahap kami terus menerapkan disemua lingkungan Pelindo III dan tidak menutup kemungkinan juga akan dipasang diseluruh pelabuhan di Indonesia,” tutup Doso Agung. (q cox)