Nasional

Pelindo III Tata Ulang Pelabuhan Benoa, Ini Pesan Menteri BUMN Erick Thohir

82
×

Pelindo III Tata Ulang Pelabuhan Benoa, Ini Pesan Menteri BUMN Erick Thohir

Sebarkan artikel ini

DENPASAR-BALI (Suarapubliknews) – Penataan Pelabuhan Benoa, Bali, terus digeber penyelesaiannya untuk menjadi pelabuhan cruise yang akan menjadi kawasan wisata berkelas dunia. Selain itu, pengembangan kawasan tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Bali, terutama di sektor pariwisata.

Titik terang tersebut makin nyata segera terlaksana setelah Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, mendatangi kawasan pengembangan Pelabuhan Benoa, Kamis, 28/11/2019.

Menteri BUMN bersama rombongan melihat, mengecek, dan mendiskusikan secara langsung kemajuan pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Benoa yang dilakukan oleh Pelindo III.

Perusahaan milik negara tersebut mendapatkan tugas menantang, yakni mendongkrak kedatangan wisatawan mancanegara melalui laut, yang langsung terkoneksi dengan pengembangan ekonomi masyarakat Bali yang sebagian besar berada di sektor pariwisata..

Dalam kunjungan tersebut, Erick memberikan masukan dan arahan pengembangan Pelabuhan Benoa, khususnya penataan kawasan. Ia juga sangat berharap, dengan pengembangan ini, Pelabuhan Benoa akan menjadi Turn Around Port.

Dengan demikian, penyelesaian pembangunan kawasan pelabuhan yang dikombinasikan dengan keramahtamahan pengelolaan wisata khas Bali akan meningkatkan kunjungan wisatawan melalui jalur laut.

“Saya berharap wisata di Bali bisa menjadi kelas dunia, wisatawan terus bertambah dan Gubernur Bali menyatakan mendukung penuh pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi pelabuhan cruise,” ujar Erick.

“Sekarang kunjungan kapal cruise sebanyak 90 unit kapal per tahun. Diharapkan nanti setiap hari ada satu unit kapal cruise bersandar di pelabuhan ini. Karena itu, wilayah di Benoa ini akan ditata ulang oleh Pelindo III secara menyeluruh,” ujarnya bersemangat.

Ia juga menyetujui pemindahan pusat perikanan ke bagian belakang. Dengan penataan seperti itu, sebagaimana dibuat di Jepang dan Korea, wisata kuliner laut akan dapat didongkrak lebih maksimal.

“Orang bisa datang memancing, hasilnya dimasak langsung dan bisa dimakan di situ juga. Jadi para wisatawan saat turun dari kapal cruise bisa juga hanya berwisata di dalam Pelabuhan apabila mereka tidak ingin turun ke kota,” tambahnya.

Mendampingi Erick Thohir, Dirut Pelindo III Doso Agung juga menyampaikan bahwa Pelindo III akan segera mematangkan rencana penataan tersebut agar dapat terintegrasi dengan ekosistem Pelabuhan hingga 10 tahun ke depan, dan dalam perjalanannya juga telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Bali melalui Gubernur Bali.

“Semua desain penataan Pelabuhan Benoa sudah disusun bersama Gubernur Bali dan pada akhirnya disepakati desain pelabuhan yang ramah lingkungan. Dari total 70 hektar wilayah dumping 1 dan dumping 2 , sebagian besar atau sekitar 51 persen diperuntukkan sebagai hutan kota. Hutan ini sekaligus menjaga ekosistem Pelabuhan Benoa tetap terjaga, dan nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan turis kapal cruise untuk berjalan-jalan atau jogging, dan kegiatan lainnya,” ujar Doso.

“Sesuai masukan dari Menteri BUMN dan Gubernur Bali, kami akan menata kembali lokasi eksisting Pelabuhan Benoa, seperti pemindahan area perikanan ke zona perikanan di wilayah dumping 1 yang baru, dan untuk kegiatan curah kering, gas, dan peti kemas juga dijadikan satu di wilayah dumping 2. Pemindahan ini dimaksudkan supaya tidak mengganggu pemandangan para turis saat turun dari kapal cruise,” pungkas Doso.

Erick Thohir berpesan bahwa BUMN memiliki peran sebagai lokomotif pembangunan, dan ia mengajak semua pihak untuk membangun ekosistem yang didalamnya harus ada pengusaha daerah, UKM setempat, BUMD, dan BUMN bersama create value agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Pelabuhan ini bisa menjadi pusat pembangunan ekosistem, bersama-sama harus bisa berpikir untuk mencapai satu tujuan yaitu wisata di Bali menjadi nomor satu dan pelabuhannya juga berstandar dunia, dengan begitu semua pihak akan fokus di satu tujuan,” papar Erick.

Di sela-sela kunjungannya, Erick menyempatkan diri menyapa wisatawan kapal cruise MV Carnival Splendor yang sedang berlabuh di Pelabuhan Benoa. Saat ditanya oleh Erick, Faye Sawyer turis dari Australia mengaku, ini adalah kunjungan pertamanya dan ia sangat senang bisa menikmati liburan di Bali. Ia juga berharap kapalnya bisa bersandar langsung di pelabuhan, sehingga dia tidak perlu menggunakan kapal boat saat akan pesiar.

Pada saat kunjungan tersebut, Pelabuhan Benoa sedang dikunjungi kapal cruise berbendera Panama dengan membawa penumpang sebanyak 2.200 orang dan crew 1.150 orang. Kapal tersebut memiliki panjang Length of All (LOA) 290 meter dan selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke Australia dari pelabuhan Benoa.

Total dalam sekali kedatangan kapal cruise seperti Carnival Splendor ini, ada lebih dari 3.000 orang asing masuk menikmati sajian wisata Bali. Jumlah tersebut setara dengan 10-15 kali penerbangan yang datang dari luar negeri. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *