Hukrim

Pemalsu Surat Divonis Ringan

56
×

Pemalsu Surat Divonis Ringan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Sulistiya Murti Spd, terdakwa dugaan perkara pemalsuan surat divonis ringan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang diketuai Dwi Purwadi.

Hal itu terungkap pada sidang agenda vonis yang digelar di ruang Cakra PN Surabaya, Kamis (20/12/2018).

“Menimbang fakta hukum yang ada dipersidangan, menyatakan terdakwa secara sah dan menyakinkan terbukti bersalah sesuai pasal 263 ayat 1. Menjatuhkan hukuman enam bulan penjara,” ujar hakim membacakan amar putusannya.

Adapun pertimbangan yang memberatkan vonis, hakim menilai perbuatan terdakwa telah merugikan orang lain. Sedangkan usia tua dan sikap terdakwa yang sopan dalam persidangan dijadikan pertimbangan hakim yang meringankan.

Vonis ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Neldy Denny dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya yang dibacakan pada agenda sidang pekan lalu.

Oleh jaksa, terdakwa dituntut 1,6 tahun penjara. Kendati demikian, terdakwa masih belum menerima vonis tersebut. “Masih pikir-pikir pak hakim,” ujar terdakwa menjawab pertanyaan hakim.

Atas sikap terdakwa, hakim memberikan waktu seminggu untuk menentukan sikap hukum, banding atau menerima vonis.

Berbeda dengan jaksa. Atas vonis ini, secara tegas jaksa sudah menentukan sikap banding. “Pasti banding. Karena kurang dari separuh tuntutan kita,” ujar jaksa Neldy sesaat usai sidang.

Untuk diketahui, perkara ini berawal pada 26 April 2013 bertempat di Kantor Kelurahan Darmo Kecamatan Wonokromo Surabaya jalan Kampar No 10 Surabaya.

Terdakwa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang.

“Diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut, seolah-olah isinya benar tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian,” terang jaksa sesuai surat dakwaannya. (q cox)

Foto: Terdakwa Sulistiya Murti saat jalani sidang di PN Surabaya, Kamis (20/12/2018).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *