SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar bakti sosial (baksos) terintegrasi di halaman Balai Kota, Kamis, (22/8/2024). Baksos terintegrasi kali ini, digelar bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Surabaya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Surabaya, dan PMI Kota Surabaya.
Dalam baksos terintegrasi ini, warga Surabaya dapat mengikuti berbagai pelayanan skrining kesehatan gratis. Mulai dari pelayanan skrining kesehatan gigi, gula darah, asam urat, kolesterol, donor darah, dan sebagainya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, baksos terintegrasi ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Wali Kota Eri mengungkapkan, alasan baksos terintegrasi ini digelar saat momen HUT ke-79 RI, karena menurutnya saat ini warga Kota Surabaya masih belum merdeka dari kesehatan.
“Saudara-saudara kita, anak-anak kita, masih ada yang membutuhkan kursi roda, ada yang pendengarannya terganggu. Di ulang tahun kemerdekaan ini saya masih belum merasa kita belum merdeka Surabaya ini, karena kita masih terlalu banyak sambat (mengeluh), menuntut (tidak bersyukur), ternyata kita melihat mereka kesehatan itu jauh lebih berharga daripada uang,” kata Wali Kota Eri.
Dalam baksos kali ini, Pemkot Surabaya tidak hanya memberikan skrining kesehatan gratis untuk masyarakat, akan tetapi juga memberikan bantuan kursi roda dan alat bantu dengar untuk anak-anak disabilitas. “Saya matur nuwun sanget (terima kasih banyak) kepada Kader Surabaya Hebat (KSH) yang hari bergerak. Semoga baksos terintegrasi ini bisa terus dijalankan,” ujar Wali Kota Eri.
Menurut Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengungkapkan, tanpa adanya keterlibatan KSH dan digerakkannya Kampung Madani serta Kampung Pancasila, baksos terintegrasi ini tidak ada akan berjalan. “Karena di dalam kampung itu ada rasa saling memiliki, mengetahui, dan memberikan informasi, itu salah satunya adalah dalam bentuk baksos terintegrasi ini,” ungkapnya.
Maka dari itu, ia berharap, digelarnya kegiatan baksos terintegrasi ini masyarakat di Kota Surabaya semakin sehat jasmani dan rohaninya. Selain itu, ia menambahkan, dengan adanya baksos ini dapat memperkuat sinergitas antara pemkot dengan para stakeholder di Kota Surabaya ke depannya.
“Bahwa Surabaya ini adalah sinergitas, siapapun pemimpinnya harus bisa bersinergi, bukan one man show (kerja sendiri), bukan seperti Rambo yang bekerja sendirian. Karena kalau tidak ada PDGI, tidak ada IDI, maka tidak mungkin ada kegiatan ini, karena kita dibantu,” imbuhnya.
Di samping itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, dalam baksos terintegrasi ini pemkot mendatangkan berbagai dokter spesialis. Mulai dari dokter spesialis anak, dokter gigi, dokter umum, hingga ahli gizi.
Tidak hanya ada skrining kesehatan, dalam baksos terintegrasi ini juga ada berbagai layanan organisasi perangkat daerah (OPD). Diantaranya, ada layanan PDAM, pajak, perpustakaan, hingga pemberian bantuan kursi roda serta alat bantu dengar untuk anak disabilitas.
“Skrining kesehatan dan donor darah ini dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Sasaran baksos terintegrasi pada pagi ini kurang lebih sekitar 1000 orang,” pungkasnya. (q cox)