Pemerintahan

Pemkot Surabaya Gelar Lomba Desain Motif Batik Khas Suroboyo

308
×

Pemkot Surabaya Gelar Lomba Desain Motif Batik Khas Suroboyo

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Surabaya menggelar lomba desain motif batik khas Suroboyo 2024. Pendaftaran dan pengumpulan karya lomba desain motif batik ini dimulai pada 26 Februari sampai dengan 17 Maret 2024.

Ketua Dekranasda Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi menjelaskan bahwa saat ini Kota Surabaya sudah memiliki 6 motif batik yang sudah dipatenkan, yaitu Motif Batik Sparkling, Motif Batik Kintir-Kintiran, Motif Batik Abhi Boyo, Motif Batik Gembili Wonokromo, Motif Batik Kembang Bungur, dan Motif Batik Remo Surabayan.

“Nah, sekarang saya ingin mengembangkan lagi supaya semakin banyak variasi batik khas Surabaya. Apalagi, setelah banyak digunakan oleh jajaran PD (Perangkat Daerah) Surabaya, ternyata banyak tamu dari luar kota yang senang sehingga banyak yang membeli untuk oleh-oleh, karena banyak pula yang mengkombinasikan dengan kain mereka,” kata Rini di Convention Hall Surabaya, Senin (26/2/2024).

Oleh karena itu, ia pun memiliki inisiatif untuk membuat motif lagi dan langkah awalnya dengan menggelar lomba desain motif batik ini. Dalam proses kali ini, ia mengakui melibatkan anak-anak muda karena motif batik yang diharapkan nantinya adalah motif batik yang modern, bukan lagi motif batik kontemporer seperti yang sudah dipatenkan.

“Saya yakin kalau saya memberikan kesempatan kepada anak muda, insyaallah motifnya nanti akan lebih bervariasi, sehingga lebih banyak motif yang bisa digunakan di Kota Surabaya. Apalagi, dengan motif yang lebih modern, maka motif batik itu akan bisa dipakai oleh semua kalangan,” tegasnya.

Rini menjelaskan bahwa tema lomba desain motif batik Suroboyo tahun 2024 ini adalah “Semarak Suroboyo”. Semarak menggambarkan kemeriahan yang timbul karena adanya keanekaragaman entitas di Surabaya, yang secara lahir memang terbentuk dari banyak adat, suku bangsa & budaya, termasuk di dalamnya peradaban atau zaman sebagai salah satu produknya.

“Kami membuka kesempatan bagi seluruh warga Indonesia, tidak hanya warga Surabaya. Namun, nanti kalau motif batiknya itu masuk ke 10 besar, maka motif batik itu akan menjadi hak milik Pemkot Surabaya sehingga ke depannya bisa kita patenkan menjadi motif batiknya Kota Surabaya,” katanya.

Adapun ketentuan karya atau lomba adalah peserta membuat karya motif batik khas Suroboyo dalam bentuk sketsa/gambar kerja hitam putih (tidak berwarna) atau outline tanpa diwarnai, dapat dibuat dengan teknik manual drawing (menggunakan pensil/pen/marker/spidol/rapido) maupun digital drawing (print out) dalam ukuran kertas 105 x 60 cm sebagai desain modul/one spot print, dan 105 x 250 cm sebagai desain purwarupa/overview print yang dapat diaplikasikan dalam busana formal/kasual.

“Jadi, ini kan lomba desain dan itu akan kita terapkan di kain. Nah, kadang-kadang desainnya bagus tapi ketika diterapkann di kain kurang menjadi satu kesatuan, sehingga nanti akan berkolaborasi supaya nanti menjadi motif kain yang luar biasa,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan bahwa desain motif batik yang dibuat harus dilengkapi dengan dokumen Deskripsi Karya yang diketik pada kertas A4, meliputi: nama motif, alasan penamaan motif, paparan tentang sumber inspirasi/ide penciptaan, dan narasi terkait makna ornamen atau nilai filosofis yang terkandung dalam desain motifnya.

Karya yang diajukan merupakan asli ciptaan sendiri, bukan hasil plagiasi/replikasi/penjiplakan /duplikasi dari desain motif batik pihak lain yang dinyatakan dan ditandatangani dalam Surat Pernyataan Orisinalitas bermaterai 10 ribu. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya.

Karya beserta dokumen pendukungnya (Surat Pernyataan dan Deskripsi Karya) dikirimkan ke alamat secara elektronik melalui tautan : bit.ly/LombaDesainMotifBatikSuroboyo2024, selambat-lambatnya tanggal 17 Maret 2024 pukul 22.00 WIB.

“Kriteria penilaian dari lomba desain ini diantaranya adalah orisinalitas dan otentik, kreatifitas penggambaran unsur motif batik, konfigurasi desain, stilasi, dan representasi makna dan nilai filosofisnya. Jadi, ayo buruan daftar,” pungkasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *