SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada 8.767 penerima yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2025. Penyaluran bantuan dipusatkan di PT HM Sampoerna Tbk Plant Rungkut 2 Surabaya, Selasa (16/9/2025).
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang hadir diwakili Asisten Administrasi Umum Pemkot Surabaya, Anna Fajrihatin, menyampaikan, bahwa untuk kesekian kalinya penyaluran BLT DBHCHT dipusatkan di PT HM Sampoerna.
“Pak Wali Kota hari ini berhalangan hadir, beliau menyampaikan pesan kangen dengan ibu-ibu semua. Insyaallah sewaktu-waktu beliau berharap bisa hadir di tengah-tengah untuk menyapa kita,” ujar Anna dalam sambutannya.
Anna berharap, nominal BLT DBHCHT dapat terus meningkat pada tahun mendatang. Ia juga menekankan pentingnya peran cukai rokok dalam mendukung bantuan sosial. “Hasil dari (pajak) cukai rokok kembali kepada ibu-ibu semuanya. Tahun depan kalau bisa nominalnya naik, kita berdoa bersama-sama,” tuturnya.
Anna menjelaskan bahwa bantuan dari DBHCHT tahun 2025 tidak hanya berupa BLT, tetapi juga mencakup peralatan usaha untuk buruh pabrik rokok, terutama bagi mereka yang menjelang pensiun. “Kalau tahun-tahun sebelumnya hanya khusus BLT saja, tapi mulai tahun kemarin ada peralatan usaha yang juga kita berikan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi, menegaskan bahwa program ini merupakan komitmen pemkot dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72 Tahun 2024 serta Peraturan Walikota Surabaya Nomor 85 Tahun 2023.
“Melalui regulasi ini, kita ingin memastikan bahwa pemanfaatan DBHCHT benar-benar menyentuh masyarakat yang paling terdampak. Khususnya para buruh pabrik rokok serta keluarga miskin dan rentan miskin yang belum mendapatkan bantuan sosial lainnya di tahun anggaran yang sama,” ujar Mia.
Mia menjelaskan dari total 8.767 penerima, sebanyak 3.729 orang berasal dari kalangan buruh pabrik rokok, baik yang terlibat langsung dalam produksi maupun non-produksi. Sedangkan 5.038 orang lainnya merupakan keluarga miskin dan rentan miskin.
“Setiap penerima mendapatkan BLT sebesar Rp1.400.000 yang disalurkan dalam dua tahap, yakni Rp600.000 pada tahap pertama dan Rp800.000 pada tahap kedua di bulan Desember 2025,” jelas Mia.
Selain BLT, Mia menuturkan bahwa pada tahun ini juga disalurkan bantuan peralatan usaha bagi 680 penerima. Bantuan ini sebagai bentuk dukungan agar masyarakat dapat mandiri dan berdaya secara ekonomi. “Bantuan ini meliputi peralatan untuk berbagai usaha seperti, laundry, kuliner, tata rias, menjahit, penyetan, minuman/jus, cake/bakery, dan usaha lainnya,” papar Mia.
Mia pun menyampaikan apresiasi kepada perusahaan rokok, khususnya PT HM Sampoerna Tbk, serta seluruh pihak yang mendukung kelancaran program. “Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan pembangunan di Kota Pahlawan kita tercinta ini,” katanya.
Di akhir, Mia juga berpesan kepada para penerima agar memanfaatkan bantuan BLT DBHCHT sesuai kebutuhan prioritas. Pihaknya juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya akan terus mendampingi dan membuka peluang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Gunakan untuk kebutuhan yang benar-benar prioritas, dan bagi yang menerima peralatan usaha, jadikan itu sebagai langkah awal untuk membangun usaha yang mandiri dan berkelanjutan,” pungkasnya. (q cox)