Pemerintahan

Pemkot Surabaya Terapkan Wajib Belajar 13 Tahun, PAUD Jadi Pondasi Pendidikan Dasar

67
×

Pemkot Surabaya Terapkan Wajib Belajar 13 Tahun, PAUD Jadi Pondasi Pendidikan Dasar

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menguatkan implementasi enam program prioritas pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Salah satunya adalah Gerakan Wajib Belajar 13 Tahun, yang menambahkan satu tahun pra-sekolah sebelum anak masuk jenjang Sekolah Dasar (SD).

Ketua Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriyani, menegaskan pentingnya tambahan satu tahun pra-sekolah. Menurutnya, pendidikan pra-sekolah menjadi bekal awal bagi anak-anak agar lebih siap secara mental dan karakter sebelum masuk SD.

“Penting sekali, karena perkembangan zaman sekarang itu luar biasa. Dulu wajib belajar 12 tahun, sekarang ditambah (1 tahun) pra-sekolah. Anak-anak yang sudah sekolah di PAUD atau TK akan lebih mandiri, tidak takut ditinggal orang tua, dan lebih siap beradaptasi ketika masuk SD,” kata Bunda Rini, Jumat (19/9/2025).

Bunda Rini mencontohkan, anak yang terbiasa sekolah di PAUD, biasanya lebih berani dan mandiri saat masuk kelas 1 SD. “Kalau sudah sekolah di pra-sekolah, mereka (anak-anak) bahkan bisa bilang, ‘Mama nggak usah diantar.’ Itu karena sudah terbiasa,” tuturnya.

Selain kemandirian, Bunda Rini menuturkan bahwa pra-sekolah juga melatih anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan baru, hingga belajar hal-hal sederhana seperti sabar menunggu giliran. “Kalau tidak lewat pra-sekolah, anak-anak kadang tidak terbiasa diajari antre atau berinteraksi dengan teman. Padahal itu bagian penting dari pembentukan karakter,” tuturnya.

Untuk memastikan program berjalan, ia mengungkap bahwa Pemkot Surabaya menurunkan tim berlapis mulai dari Bunda PAUD tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan. Mereka melakukan pendataan anak usia 5-6 tahun yang belum sekolah hingga melakukan pendekatan langsung kepada orang tua.

“Ternyata luar biasa ketika kita turun bersama, itu akan kelihatan. Jadi dari sekian, misalnya dari seribu sekian gitu, ada yang sudah sekolah, ada yang belum, bahkan ada yang menolak sekolah. Kita sisir satu per satu, kita cari solusi sesuai masalahnya,” jelas Bunda Rini.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menekankan pentingnya sinergi lintas perangkat daerah (PD) untuk mendukung gerakan ini. “Alhamdulillah, sinergi ini berjalan baik. Dari pendataan, sosialisasi, hingga fasilitasi anak-anak yang belum sekolah. Bahkan jika orang tua keberatan soal biaya, langsung dicarikan solusi,” ujar Yusuf.

Menurut Yusuf, tujuan utama program ini bukan hanya menambah durasi wajib belajar, tetapi juga membentuk karakter anak sejak dini melalui literasi, numerasi, hingga pembiasaan positif. “Kalau sejak dini anak terbiasa mandiri, disiplin, dan percaya diri, itu akan jadi modal besar saat menempuh pendidikan dasar hingga menengah,” ungkap Yusuf.

Sementara itu, Dosen PG-PAUD Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Fatiha Khoirotunnisa Elfahmi, menilai langkah Pemkot Surabaya sudah lebih maju dibanding banyak daerah lain.

“Kalau kita komparasi dengan beberapa kota atau kabupaten lainnya, Kota Surabaya ini sangat masif terhadap hal itu. Sungguh-sungguhnya itu betul-betul sungguh. Ini perlu saya apresiasi,” kata Fatiha.

Menurut dia, komitmen Pemkot Surabaya tidak hanya mendorong wajib pra-sekolah, tetapi juga meningkatkan kualitas guru PAUD lewat program beasiswa dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).

“Kalau kita bandingkan dengan daerah lain, Surabaya sangat gercep. Tidak hanya advokasi anak untuk satu tahun wajib PAUD, tapi juga menyekolahkan guru-guru PAUD hingga S1. Tahun ini sekitar 200 guru yang sedang disekolahkan,” jelas Fatiha.

Fatiha menilai jika langkah yang dilakukan Kota Surabaya ini sejalan dengan arah RPJMN 2025-2029 yang menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai fondasi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). “Nah, kalau itu sungguh-sungguh dan terus menerus atensi itu, saya yakin Kota Surabaya ini bukan hanya kota yang besar secara infrastruktur, sarana-prasarana, tapi SDM-nya,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *