JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan hingga siang ini. Pada pukul 11.15 WIB, IHSG tercatat turun sebesar 313,46 poin, atau setara dengan penurunan 4,84%, mencapai level 6.158.
Tak lama setelah itu, IHSG kembali merosot, kali ini sebesar 325,04 poin atau 5,02%, menuju level 6.146,91 menjelang penutupan sesi pertama perdagangan pada hari Selasa (18/3/2025). Akibat penurunan ini, perdagangan di bursa saham terpaksa dihentikan sementara (trading halt).
Kebijakan trading halt diatur dalam Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Nomor S-274/PM.21/2020 yang dikeluarkan pada 10 Maret 2020. Surat tersebut menyatakan bahwa jika terjadi penurunan IHSG yang tajam dalam satu hari, maka langkah-langkah berikut harus diambil oleh Bursa Efek Indonesia (BEI):
– Menghentikan perdagangan saham selama 30 menit jika IHSG turun lebih dari 5%.
– Menghentikan perdagangan saham selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan lanjutan lebih dari 10%.
– Melakukan trading suspend jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 15%, yang dapat berlangsung hingga akhir sesi perdagangan atau lebih dari satu sesi setelah mendapatkan persetujuan dari OJK.
Transaksi perdagangan saham didominasi oleh aksi jual, dengan volume mencapai 12,65 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp7,89 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 707 ribu kali.
Hanya 107 saham yang mengalami penguatan, sementara 515 saham mengalami penurunan, dan 171 saham lainnya tidak bergerak.
IHSG telah mengalami koreksi sejak awal perdagangan pagi ini, langsung melemah setelah pembukaan hingga mencapai posisi terendah di 6.170 pada perdagangan Selasa (18/3/2025).
Menurut laporan dari Bloomberg, IHSG mencatat penurunan terdalam di Asia dan ASEAN. Penurunan tajam ini terjadi di tengah sentimen net sell yang sangat besar dari investor asing, mencapai Rp24 triliun sepanjang tahun, tanpa adanya tanda-tanda pemulihan ke arah positif.
Analis dari Mirae Asset Sekuritas menjelaskan bahwa dalam dua hari ke depan akan ada pengumuman BI Rate dan Fed Rate, sehingga pelaku pasar memilih untuk keluar sementara dari pasar. “Sementara itu, pekan depan perdagangan diperkirakan akan lebih sepi menjelang libur Hari Raya Idul Fitri, di mana bursa akan tutup selama tujuh hari dari 28 Maret hingga 7 April,” ungkap riset Mirae Asset pada hari Selasa.
IHSG juga dipengaruhi oleh penurunan harga saham-saham kapitalisasi besar, seperti saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang anjlok 20% dan menjadi penyebab penurunan sebesar 38,46 poin bagi IHSG.
Beberapa saham unggulan dari kategori Big Caps mengalami penurunan signifikan pada perdagangan hari ini, antara lain:
– PT DCI Indonesia Tbk (DCII): turun 20% menjadi Rp115.800 per saham, dengan total transaksi Rp2,38 miliar.
– PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA): turun 19,55% menjadi Rp5.350 per saham, dengan total transaksi Rp153 miliar.
– PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): turun 13,54% menjadi Rp4.950 per saham, dengan total transaksi Rp125 miliar.
– PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): turun 5,98% menjadi Rp4.400 per saham, dengan total transaksi Rp812 miliar. (q cox, tama dini)