SURABAYA (Suarapubliknews) – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meresmikan unit gedung asrama baru berupa rumah susun sewa (rusunawa). Kehadiran gedung yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejalan dengan langkah untuk meningkatkan layanan kepada mahasiswa.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balitbang PUPR Ir Lukman Hakim MSc mengatakan pembangunan asrama dengan konsep rumah susun (rusun) dapat menjadi sarana pembelajaran mahasiswa ITS untuk berorganisasi, berkomunikasi, serta berkoordinasi dengan sesama mahasiswa di tahun pertama.
“Bekal ini, akan bermanfaat tatkala mahasiswa harus terjun ke masyarakat. Konsep ini kami perkenalkan juga agar mahasiswa terbiasa dengan atmosfer rumah susun,” katanya.
Di sisi lain, pembangunan rusunawa mahasiswa ini merupakan salah satu bagian dari program kerja PUPR. Program tersebut menurutnya memang dikhususkan untuk pembangunan rusun bagi mahasiswa atau pun pekerja.
“Walaupun fokus program ini untuk membangun perumahan pekerja berpenghasilan rendah, namun kami memiliki MoU dengan Kemenristekdikti dan Perpres nomor 55 tahun 2017 sebagai landasan pembangunan rusunawa ini,” tutur Lukman.
Oleh karena itu, perlu dipastikan bahwa mahasiswa yang menghuni rusunawa tersebut memang berasal dari kalangan yang tepat. Harga sewa yang relatif murah, menurutnya, membuat rusunawa ini sangat terbuka untuk kalangan berpenghasilan rendah, terutama mahasiswa bidikmisi.
Mengingat gedung ini merupakan bagian dari aset negara, Kementerian PUPR menitipkan pemanfaatan dan pengelolaan aset tersebut kepada ITS. Merupakan tantangan bagi ITS untuk mengelola aset ini.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menyatakan apresiasi yang setinggi-tingginya atas langkah yang diberikan Kementerian PUPR ini kepada ITS. Menurutnya, hal ini akan menambah kesempatan mahasiswa ITS untuk tinggal di asrama. Hal tersebut sejalan dengan rencana jangka panjang ITS untuk mengakomodir semua mahasiswa baru di asrama.
Berkaca dari tahun sebelumnya, ITS menerima sekitar 4.500 mahasiswa baru, sementara kapasitas asrama yang tersedia hanya untuk 1.300 orang. “Maka dari itu, keberadaan bangunan (gedung rusunawa mahasiswa, red) ini sangat membantu,” tandasnya.
Kepala Satuan Kerja (Kesatker) Non Vertikal Tertentu Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Provinsi Jawa Timur Dito Ferakhim ST menerangkan bahwa rusunawa ini dibangun seluas 4.150 meter persegi setinggi empat lantai. Bangunan tersebut memiliki 50 unit hunian dengan kapasitas empat orang setiap unit.
“Bangunan tersebut juga dilengkapi dengan dua unit tipe difabel berkapasitas dua mahasiswa per unit. Tidak ketinggalan, bangunan juga dilengkapi dengan kamar mandi luar dan sistem keamanan berupa CCTV di tiap lantai,” terangnya. (q cox, Tama Dinie)