SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Pusat Bahasa dan Budaya Universitas PGRI Adi Buana (Adi Buana) Surabaya menyelenggarakan Pelatihan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Tingkat Dasar secara daring. Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber nasional, yakni Kepala Pusat Pengembangan BIPA Universitas Islam Malang, Prayitno Tri Laksono, Kepala Pusat Bahasa dan Budaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Hertiki, dan Koordinator Tim Keria BIPA Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Khairu Umatin, serta diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, hingga praktisi pengajaran bahasa.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Riset, dan Inovasi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Dr. Reza Rachmatullah, S.Pd., M.Pd.. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa program BIPA menjadi salah satu instrumen penting bagi Indonesia dalam memperkuat diplomasi kebahasaan sekaligus memperluas pengaruh budaya bangsa di kancah internasional.
“Melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), bangsa kita memiliki peluang besar untuk memperkenalkan bahasa, budaya, dan jati diri Indonesia ke dunia. Oleh sebab itu, penguatan kompetensi para pendidik BIPA sangat penting, terutama dalam mencetak tenaga pengajar yang terlatih, profesional, dan mampu merancang pembelajaran bahasa yang efektif sekaligus berwawasan kebudayaan,” ujarnya.
Bahasa Indonesia saat ini semakin diminati masyarakat internasional. Data Badan Bahasa Kemdikbudristek mencatat, program BIPA telah tersebar di lebih dari 50 negara dengan ribuan pemelajar aktif. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi nasional, tetapi juga sebagai sarana diplomasi dan penguatan identitas bangsa.
Dalam konteks tersebut, pelatihan BIPA yang diselenggarakan Unipa Surabaya menjadi relevan sekaligus strategis. Kegiatan ini tidak sekadar memberikan teori dasar, tetapi juga membekali peserta dengan pendekatan praktis, metode pengajaran, serta pemahaman lintas budaya.
Kepala Pusat Bahasa dan Budaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Hertiki menuturkan, penyelenggaraan pelatihan ini merupakan wujud sinergi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat luas yang memiliki kepedulian terhadap internasionalisasi bahasa Indonesia.
“Peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga forum ini juga menjadi ruang kolaborasi dan pertukaran pengalaman. Mereka tidak hanya belajar tentang strategi mengajar, tetapi juga membangun jejaring yang ke depan dapat menjadi kekuatan bersama dalam mengembangkan program BIPA di berbagai wilayah,” ungkapnya.
Menurutnya, manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini tidak hanya berhenti pada penguasaan keterampilan dasar, melainkan juga memberi dampak positif dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang siap menjadi duta bahasa Indonesia di mancanegara.
Melalui pelatihan ini, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya menegaskan komitmennya untuk berkontribusi pada pengembangan bahasa dan budaya Indonesia secara global. Ke depan, universitas berencana memperluas cakupan pelatihan, baik pada tingkat lanjut maupun spesialisasi tertentu, sehingga tenaga pengajar BIPA memiliki kompetensi yang lebih mumpuni dalam menghadapi tantangan globalisasi.
“Bahasa adalah pintu masuk budaya. Jika kita mampu memperkenalkan Bahasa Indonesia ke dunia, maka secara otomatis kita juga memperkenalkan nilai-nilai luhur, seni, serta kekayaan tradisi bangsa,” tutup Reza.
Dengan terselenggaranya pelatihan BIPA tingkat dasar ini, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya berharap para peserta tidak hanya memperoleh bekal akademis, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mendorong semakin luasnya penggunaan Bahasa Indonesia di forum internasional. (q cox, tama dini)