SURABAYA (Suarapubliknews) – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menggencarkan perluasan kesempatan bagi mahasiswanya untuk menunjukkan kompetensi terbaiknya dan bekerja di perusahaan multinasional.
Kali ini, ITS kembali teken _Memorandum of Understanding_ (MoU) dengan PT ZTE Indonesia sebagai bukti komitmen aktif untuk mengambil bagian dalam pengembangan industri teknologi telekomunikasi di Indonesia, Senin (5/9).
Dengan mengusung tajuk *ZTE 5G Rising Star*, kegiatan tersebut dihelat di Auditorium Pascasarjana ITS. Pada kesempatan ini, ZTE kembali menunjuk ITS sebagai perguruan tinggi pertama di Indonesia untuk bekerja sama di bidang telekomunikasi. Sejalan dengan ITS, diakui bahwa ZTE merupakan perusahaan multinasional yang terbilang gencar dalam perkembangan riset dan teknologi.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng menjelaskan bahwa kegiatan MoU sekaligus _campus recruitment_ dan _scholarship_ ini merupakan kesempatan yang baik bagi mahasiswa ITS untuk menunjukkan kompetensi di perusahaan multinasional seperti ZTE. “Tak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusianya,” tuturnya.
Kerja sama kali ini ditujukan agar hubungan antara industri dan perguruan tinggi semakin dekat. Salah satu caranya, ZTE seringkali membantu ITS dalam pengadaan teknologi terbaru yang dimiliki oleh industri untuk digunakan dalam praktikum di perguruan tinggi. “Sehingga mahasiswa nantinya lebih _aware_ terhadap teknologi-teknologi yang sedang dikembangkan dalam industri terkini,” ujar Guru Besar Teknik Elektro ini.
Ini bukan kali pertamanya ITS bekerja sama dengan ZTE, 2019 lalu ZTE juga memberikan sejumlah beasiswa dan perlengkapan laboratorium untuk Departemen Teknik Elektro ITS. “Maka dari itu, dihelatnya MoU ini adalah peluang yang baik bagi ITS untuk terus menjadi universitas yang selalu bekerja sama bagi ZTE ke depannya,” ungkapnya.
Tak hanya itu, di tahun yang sama, ZTE dan ITS juga telah melakukan _campus recruitment_ sebagai proses pembelajaran. Mahasiswa terpilih juga telah ditawarkan untuk berkesempatan mengikuti pelatihan di luar negeri, lingkungan kerja lintas budaya, pengembangan karir, dan paket kompensasi yang kompetitif.
Menimpali Ashari, Chief Technology Officer of ZTE Indonesia Dennis Yu menambahkan, mahasiswa saat ini tidak mengenal teknologi tersebut hanya dalam bentuk teori, tapi juga dari peralatan-peralatan yang baru saja diproduksi dan dipergunakan di Indonesia secara langsung. ZTE selalu dengan senang hati menerima kerja sama yang memiliki banyak dampak positif ini di dunia riset dan teknologi informasi.
Dennis juga mengungkapkan, ZTE sangat mengutamakan penelitian dan pengembangan bagi inovasi teknologi. Dengan 15 pusat _Research and Development_ (R&D) di seluruh dunia, setiap tahunnya ZTE menganggarkan setidaknya 10 persen dari pendapatan tahunannya untuk penelitian dan pengembangan (litbang).
Selaras dengan ITS, ZTE juga berkomitmen untuk terus memberikan inovasi-inovasi dalam perkembangan telekomunikasi dan teknologi yang terintegrasi. Kontribusi dari ZTE tersebut akan berguna untuk membekali mahasiswa ITS dengan pengetahuan dan keterampilan tinggi di bidang teknologi komunikasi. “Pendidikan adalah salah satu komponen terpenting dari sebuah bangsa,” tekannya.
Dengan demikian, Dennis berharap dapat mengumpulkan bakat yang kuat dan kompetitif untuk menyambut era 5G mendatang. Ditekankan pula, ZTE Indonesia sendiri lebih dari 60 persen karyawannya berasal dari mahasiswa lokal. “Dengan itu, saya tunggu _talent-talent_ muda dari ITS untuk bergabung bersama kami ke depannya,” tandasnya. (Q cox, tama dini)