BisnisJatim RayaPeristiwa

Prof. Ignatia Martha Hendrati Dikukuhkan Jadi  Guru Besar Ekonomi Internasional  

98
×

Prof. Ignatia Martha Hendrati Dikukuhkan Jadi  Guru Besar Ekonomi Internasional  

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Kecintaan terhadap ilmu ekonomi dan dedikasi panjang di dunia akademik, akhirnya membawa Prof. Dr. Dra. Ignatia Martha Hendrati, M.E. mencapai tonggak tertinggi dalam karier akademiknya. Pada hari ini, Sabtu, 26 April 2025, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang Ekonomi Internasional pada Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur.

Ia dikukuhkan bersama empat guru besar lainnya, yaitu Prof.Dr.Dwi Suhartini, M.Aks.CMA, Prof.Dr.Ir. Wanti Mindari, M.P., Prof. Dr. T.Ir.Dyah Suci Perwitasari, M.T., dan Prof. Dr. Ir. Rossyda Priyadarshini, M.P. Hadir dalam pengukuhan itu Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI Robben Rico, Dirjen Rehabilitasi Kemensos RI Soepomo, DPR RI Fraksi PKS Reni Astuti, DPR RI Fraksi Nasdem Dini Rahmania, Sekda Kota Surabaya Ikhsan dan sejumlah tokoh lainnya, baik dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan juga kementerian serta para akademisi dari berbagai kampus di Indonesia.

Dalam pengukuhan Guru Besar itu, Prof Martha -sapaan Prof. Dr. Dra. Ignatia Martha Hendrati, M.E. menyampaikan gagasannya tentang Countertrade yang akan menjadi jurus baru bagi Indonesia di Perdagangan Global. Orasi ilmiahnya mengangkat judul “Countertrade sebagai Kebijakan Perdagangan Internasional Indonesia”.

Seusai pengukuhan, ia menjelaskan bahwa Countertrade adalah mekanisme perdagangan internasional yang mengintegrasikan pertukaran barang, jasa, atau aset tanpa menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran utama. Secara teoritis, countertrade memberikan manfaat signifikan, termasuk peningkatan efisiensi pasar, stabilitas harga, dan penguatan hubungan bilateral.

“Dalam praktiknya, implementasi countertrade seperti yang dilakukan oleh Indonesia dan Malaysia berpotensi memperkuat posisi kedua negara di pasar global, khususnya dalam menghadapi tantangan fluktuasi harga dan persaingan internasional,” kata Prof Martha.

Menurutnya, salah satu mekanisme countertrade yang dapat digunakan Indonesia adalah dengan meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) sebagai salah satu komoditas unggulan. Dalam konteks perdagangan CPO, countertrade memiliki implikasi strategis, terutama bagi negara-negara mitra yang memiliki keterbatasan devisa atau mata uang yang sulit dikonversi.

“Dengan mekanisme ini, Indonesia dapat menukar CPO dengan barang atau jasa yang diperlukan, seperti produk teknologi, alat berat, atau bahkan alutsista,” ujarnya.

Dalam konteks Indonesia, countertrade telah menjadi alat penting dalam memperkuat hubungan bilateral, antara lain dengan China melalui pertukaran komoditas dan teknologi, serta dengan Rusia melalui pertukaran komoditas dengan alutsista. Mekanisme ini memungkinkan Indonesia untuk mengoptimalkan ekspor komoditas unggulan seperti CPO, sekaligus meningkatkan nilai tambah melalui kerja sama teknologi dan investasi.

“Countertrade juga dapat mengatasi tantangan regulasi dan boikot dari pasar tertentu, serta membuka peluang diversifikasi pasar ekspor,” kata dia.

Namun, pelaksanaan countertrade memerlukan perencanaan matang, transparansi, dan pengawasan ketat untuk mengatasi kompleksitas transaksi dan risiko ketidakseimbangan nilai barang.

“Dengan pendekatan yang tepat, countertrade tidak hanya menjadi solusi alternatif untuk perdagangan internasional, tetapi juga instrumen kebijakan strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat hubungan bilateral, dan meningkatkan daya saing global Indonesia,” tegasnya.

Oleh karena itu, countertrade tidak hanya menjadi mekanisme perdagangan alternatif, tetapi juga instrumen kebijakan yang mampu mendorong keseimbangan ekonomi yang lebih baik. Ia juga mengakui bahwa penelitian yang dilakukan tentang model countertrade dalam kebijakan ekspor CPO Indonesia di era liberalisasi, sehingga countertrade ini sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia.

“Temuan kajian ini penting untuk dipertimbangkan sebagai kebijakan perdagangan internasional di Indonesia,” kata dia.

Lebih dari Sekadar Akademisi Pengukuhan Guru Besar ini bukan sekadar simbol prestasi akademik, namun juga menjadi pengakuan atas konsistensinya dalam mengembangkan ilmu ekonomi, dan kontribusinya bagi negara serta masyarakat.

Sebagai akademisi, ia dikenal sebagai pakar ekonomi internasional yang telah mengabdikan diri lebih dari 30 tahun di dunia pendidikan tinggi. Perempuan kelahiran Jember, 1 Maret 1967, ini menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Jember, program magister di Universitas Indonesia, dan meraih gelar doktor dari Universitas Brawijaya Malang dengan konsentrasi pada perencanaan pembangunan dan perdagangan internasional. Di UPN Veteran Jawa Timur, ia aktif mengajar berbagai mata kuliah dari S1 hingga S3, seperti Ekonomi Internasional, Ekonomi Makro, Metode Penelitian, dan Perencanaan Pembangunan.

Profesor yang dikenal dengan ketegasannya ini juga telah mempublikasikan lebih dari 40 artikel ilmiah di jurnal nasional dan internasional, serta menulis lebih dari 12 buku terkait ekonomi pembangunan, kebijakan perdagangan. Ia juga aktif dalam organisasi profesi seperti ISEI dan Insan Doktor Ekonomi Indonesia (IDEI).

Di luar peran sebagai pengajar dan peneliti, Prof. Martha juga berperan sebagai tenaga ahli perencanaan pembangunan di berbagai institusi pemerintahan, termasuk di Pemkot Surabaya, Pemkot Mojokerto, Pemprov Papua, Pemprov Jawa Timur, hingga Kementerian Sosial Republik Indonesia. Ia juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat, khususnya pemberdayaan ekonomi berbasis UMKM, pengembangan kewirausahaan perempuan, serta modernisasi pasar tradisional dan sektor informal.

Di akhir wawancaranya, ia menyampaikan pesan kepada para akademisi untuk terus belajar dan berkontribusi bagi negara. “Ilmu itu bukan untuk disimpan, tapi untuk dibagikan dan dimanfaatkan demi kesejahteraan bersama. Setiap akademisi punya peran strategis, bukan hanya dalam ruang kelas, tapi juga dalam membentuk arah kebijakan dan masa depan bangsa. Teruslah belajar, karena bangsa ini menunggu kontribusimu,” kata dia.

Pada kesempatan itu, Rektor UPN Veteran Jawa Timur Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT.,IPU menyampaikan selamat dan sukses kepada lima guru besar yang baru dikukuhkan itu. Ia berharap akan kiprah para guru besar itu di lingkungan UPN Veteran Jawa Timur, nasional dan internasional.

“Saya mengingatkan dan mengajak kepada para professor yang baru dikukuhkan ini untuk terus memberikan kontribusi besar kepada UPN, bangsa dan negara,” kata Prof Fauzi.

Oleh karena itu, ia mengajak mereka untuk terus semangat menulis, mengajar, mengabdi, dan meneliti. Bahkan, ia juga meminta untuk terus ditingkatkan demi kemaslahatan yang lebih besar. “Tugas professor itu sangat berat. Pesan saya lakukanlah kolaborasi agar mampu mewujudkan reputasi akademik dan reputasi riset UPN Veteran Jawa Timur serta untuk percepatan melakukan riset di tingkat internasional,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *