SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Pangamat politik yang juga Dosen Universitas Kristen Petra Surabaya, Ronny H. Mustamu, memberikan analisa soal kemungkinan Pemprov Jatim menjalankan program pendidikan gratis untuk siswa SMA/SMK se Jawa Timur.
Tidak bermaksud mengunggulkan program usungan salah satu pasangan calon di kontestasi Pilgub Jatim 2018, namun seperti diketahui bahwa saat ini program pendidikan gratis untuk siswa SMA/SMK se Jawa Timur ini menjadi jargon kampanye pasangan calon nomer dua yakni Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno.
Hasil analisa Ronny Herowind Mustamu terkait kebutuhan biaya untuk siswa (i) SMA/SMK per tahun, adalah sebagai berikut: untuk siswa SMA adalah Rp.3 Juta /siswa/tahun dan untuk siswa SMK adalah Rp.4 Juta/siswa/tahun.
Namun jika dikurangi subsidi BOS yang nilainya Rp1.4 Juta/siswa/tahun, maka kebutuhan menjadi relatif, untuk siswa SMA senilai Rp 1.6 juta/siswa/tahun dan untuk siswa SMK sebesar Rp.2.6 Juta/siswa/tahun.
“Sepertinya ini angka rasional, karena anak saya sekolah di SMAN 5 Surabaya dikenai SPP Rp.150 Ribu/bulan setara Rp1.8jt/tahun,” ucapnya. Kamis (22/2/2018)
Sementara data jumlah siswa di Jawa Timur: SMA sebanyak 505.837 siswa, dan SMK sebanyak 260.731 siswa.
Jika setelah dikurangi dana BOS Rp1.4jt/siswa/tahun, maka kebutuhan siswa SMA : (Rp 3jt – Rp 1.4jt) = Rp 1.6jt/siswa/tahun, dan untuk SMA : (Rp 4jt – Rp 1.4jt) = Rp.2.6 juta/siswa/tahun.
Asumsi biaya tersebut jika dikalikan dengan jumlah masing-masing, maka menghasilkan angka relatif = Rp 1.487.239.800.000,-. Mak dengan demikian, biaya pendidikan SMA dan SMK di Jawa Timur cukup diselesaikan dengan APBD sebesar Rp 1.5T saja, setara relatif 5% APBD.
“Angka itu masih jauh lebih rendah dibanding standar UU yang mengatur 20% APBD, yaitu Rp.30 Triliun x 20% = Rp.6 Triliun,” tandasnya.
Jika anggaran pendidikan gratis SMA dan SMK Jatim mencapai Rp.1,5 Triliun setara 5% APBD, hal ini akan memperbaiki postur APBD Jatim di bidang pendidikan yang tahun 2016 hanya 1.7% APBD (nomor 2 dari bawah setelah Papua yang 1.4% APBD).
Dengan APBD pendidikan sebesar 5%, maka ada potensi menaikkan posisi Jawa Timur ke ranking 15 menggeser Lampung yang tahun 2016 sebesar 4.6% dan di bawah Banten yang tahin 2016 mendudukan ranking 14 dengan besaran 5.7% APBD.
“Selama ini APBD sektor pendidikan hanya sekitar Rp300M per tahun. Kalau dinaikkan menjadi Rp1.5T, maka ada upaya penambahan anggaran sebesar 5X lipat,” tuturnya.
Yang menurutnya tentu ada dua pilihan, yakni menambah pendapatan atau memindahkan anggaran yang kurang tepat dari sektor lain. (q cox)