SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Konsorsium internasional Proyek SustainaBlue yang didanai Uni Eropa melanjutkan momentum kolaborasi dalam pertemuan penting. Proyek yang berfokus pada pengembangan Ekonomi Biru Berkelanjutan ini menggelar Interim Meeting ke-4 di Sustainable Blue Economy Centre (SBEC) Universitas Sains Malaysia (USM), 5 – 6 November 2025.
Pertemuan ini menjadi langkah strategis lanjutan dari konsorsium sebelas mitra, termasuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), setelah pertemuan interim sebelumnya di University Malaysia Terengganu (UMT), Malaysia dan Athena, Yunani. Proyek tiga tahun yang dimulai akhir November 2023 ini bertujuan untuk menciptakan model pendidikan dan implementasi praktis terkait kelautan dan keberlanjutan.
ITS melalui perwakilan Project Manager SBEC Aunurohim SSI DEA dan Dr Nengah Dwianita Kuswytasari, aktif berdiskusi selama dua hari pada pertemuan tersebut. Agenda utama pertemuan adalah laporan perkembangan dari enam Work Package (WP), sesi roundtable untuk bertukar pengalaman dan praktik terbaik, perencanaan strategis untuk capaian (deliverables) tahun ke-3, serta pembaruan mengenai Pemantauan, Penjaminan Mutu, dan Laporan Keuangan Proyek.
Proyek SustainaBlue merupakan kolaborasi strategis antara perguruan tinggi dari Indonesia (ITS, UI), Malaysia (UMT, USM), Siprus, dan Yunani, serta instansi swasta dari Eropa. “Fokus utama proyek ini adalah memperkuat pilar-pilar Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 14 tentang Ekosistem Lautan,” jelas Aunurohim.
Menurut dosen Departemen Biologi ITS ini, proyek tersebut secara eksplisit berkontribusi pada pencapaian keberlanjutan kelautan melalui pendidikan dan sosialisasi. Kegiatan ini mencakup sosialisasi ekonomi biru, implementasi di masyarakat luas, serta pengayaan kurikulum bagi mahasiswa melalui mata kuliah seperti Sustainable Fisheries, Exploring Marine Biotechnology, Marine Debris, dan Ocean and Ecosystem Health.
Proyek ini mengarahkan mahasiswa untuk melakukan kerja praktik dan magang di industri ekonomi biru, baik di Indonesia (contohnya PT Pandu Bina Sejahtera) maupun di Malaysia (Malaysia Aquaculture Development Association), serta mitra industri lainnya. Hal ini mendukung SDG 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Selain itu, proyek ini juga mendukung tercapainya SDG 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai. Yakni dengan melakukan kolaborasi antarnegara dan institusi.
ITS bersama tiga mitra perguruan tinggi lainnya (UI, UMT, dan USM) memiliki kewajiban yang sama untuk merealisasikan seluruh deliverables dari WP1 hingga WP6 hingga akhir tahun 2026. “Diharapkan proyek ini dapat terus berkelanjutan (sustain) sesuai dengan nama dan tujuannya,” tutur Aunurohim.
Sebagai langkah ke depan, pertemuan tatap muka Interim Meeting ke-5 direncanakan akan dilaksanakan di Universitas Indonesia (UI) pada tahun depan. Dengan rangkaian kegiatan yang lebih besar, termasuk seminar internasional dan blue career days, untuk meningkatkan kesadaran dan minat generasi muda terhadap karir di sektor ekonomi biru. (q cox, tama dini)












