Pemerintahan

Puskesmas Buka 24 Jam, Wali Kota Eri Minta RT/RW Aktif Pantau Kondisi Warganya 

56
×

Puskesmas Buka 24 Jam, Wali Kota Eri Minta RT/RW Aktif Pantau Kondisi Warganya 

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar pertemuan dengan para RT/RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), camat, lurah serta kepala puskesmas se-Surabaya. Melalui pertemuan virtual itu, Wali Kota Eri meminta kepada seluruh RT/RW untuk lebih aktif lagi memantau kondisi warganya. Terutama bagi masyarakat yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing.

Wali Kota Eri Cahyadi meminta keaktifan seluruh anggota RT/RW untuk menjalin komunikasi yang intens kepada warga. Apabila ditemukan warga yang bergejala Covid-19 seperti sesak nafas, demam tinggi, batuk maka wajib dibawa ke puskesmas terdekat pada saat itu juga.

“Langsung bawa ke puskesmas. Insyaallah hari ini puskesmas mulai buka 24 jam. Nanti di sana akan diperiksa sekaligus tes swab antigen,” kata Cak Eri sapaan lekatnya.

Dia menjelaskan, apabila swab antigen hasilnya dinyatakan negatif, maka Cak Eri meminta keikhlasan warga untuk langsung menjalani isolasi bagi yang bergejala ringan dan mendapatkan obat-obatan sesuai dengan keluhannya. Sedangkan, apabila pasien mengalami gejala sedang atau berat maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit.

“Jadi kita tidak perlu menunggu hasil swab PCR baru isolasi. Nanti malah semakin menularkan orang-orang disekitar kita,” papar dia.

Selain itu, orang nomor satu di Kota Pahlawan ini meminta agar penularan Covid-19 ini terhenti, maka pada saat warga merasa badannya tidak enak, wajib langsung dibawa ke puskesmas terdekat. Menurutnya, itu penting dilakukan, agar pada saat warga periksa baik ke puskesmas maupun rumah sakit tidak dengan kondisi yang sudah parah. Oleh sebab itu, dia kembali  menekankan agar RT/RW tak lelah memantau kondisi warganya.

“Ini akan sia-sia kalau RT/RW-nya tidak tahu berapa warganya yang tidak enak badan atau sedang sakit. Jangan sampai ada warga ada yang tidak tertangani. Kita sudah menambah ambulance dan jam operasional 24 jam. Jadi saya nyuwun tulung RT/RW diskusi ke kelurahan dan kecamatan. Intinya kalau ada yang sakit warganya langsung dibawa ke puskesmas,” jelas dia.

Tidak hanya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) ini pun memastikan, jam operasional puskesmas 24 jam non stop itu, juga didampingi oleh perwakilan petugas kelurahan/kecamatan serta Satpol PP. Sehingga, apabila sewaktu-waktu warga membutuhkan pertolongan baik pertolongan medis hingga penjemputan pasien atau jenazah bisa dilakukan ditangani dengan segera.

“Jadi saya minta setiap puskesmas disiapkan petugas kelurahan/kecamatan dan Satpol PP. Ini harus ditangani secara bersama-sama. Kita maksimalkan untuk menyelematkan warga Surabaya,” ungkap Wali Kota Eri kepada jajarannya.

Bahkan tidak berhenti sampai di situ, seusai pertemuan virtualnya, Wali Kota Eri langsung menghubungi Kepala Bagian Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Aset, Noer Oemarijati untuk menyulap beberapa mobil dinas dijadikan ambulance.

“Ibu tolong nanti kursi yang bagian belakang diambil saja. Lalu tambahkan sirine di atasnya. Kita gunakan mobil dinas untuk ambulance,” ungkap dia saat  memberi arahan.

Terakhir, ia berpesan kepada seluruh warga Kota Pahlawan agar memperketat prokes. Termasuk mengurangi mobilitas. Jika tidak terlalu penting maka sebaiknya tidak perlu keluar rumah. Cak Eri berharap dalam situasi seperti saat ini seluruh masyarakat kompak  mematuhi aturan sehingga diharapkan pandemi Covid-19 akan segera hilang dari Surabaya.

“Tolong ini ini harus segera dihentikan. Saya butuh bantuan seluruh warga untuk komitmen. mudah-mudahan badai pandemi ini akan segera berakhir, amin,” jelas dia.

Tidak lama kemudian, ia bersama jajarannya tancap gas keliling ke beberapa puskesmas untuk memastikan pembukaan 24 jam puskesmas berjalan lancar. Bahkan, terlihat saat meninjau lokasi, Wali Kota Eri diskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Febria Rachmanita mulai dari penanganan pasien hingga mekanisme percepatan pemulasaran jenazah. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *