PemerintahanPeristiwa

Raih Adipura Kencana Kedelapan Kalinya, Wali Kota Eri Ungkap Beberapa Indikator Penilaian

163
×

Raih Adipura Kencana Kedelapan Kalinya, Wali Kota Eri Ungkap Beberapa Indikator Penilaian

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Kota Surabaya berhasil meraih penghargaan Adipura Kencana kategori Kota Metropolitan Tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI. Adipura Kencana kedelapan kali berturut yang diterima  Kota Surabaya tersebut, diserahkan dalam acara yang digelar di Kantor Kementerian LHK, Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Adipura Kencana sendiri merupakan penghargaan tertinggi bagi kabupaten/ kota di Indonesia yang mampu menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup. Terutama dalam bidang persampahan, kebersihan dan ruang terbuka hijau yang inovatif serta berkelanjutan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan sejumlah indikator penilaian Adipura Kencana. Menurutnya, penilaian tersebut, tidak hanya dilakukan oleh Kementerian LHK, tetapi juga dari kalangan profesional.

“Penilaian pertama terkait pengolahan sampah yang dimulai dari rumah. Yang kedua, terkait kebersihan TPS (Tempat Penampungan Sementara), ketiga terkait TPS 3R dan terakhir terkait pengolahan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Benowo. Itu yang menjadi penilaian – penilaian,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (6/3/2024).

Selain itu, Wali Kota Eri menyebutkan beberapa hal baru dalam pengelolaan lingkungan yang turut menjadi nilai tambah penilaian Adipura Kencana. Sejumlah hal tersebut yakni, keberadaan Bank Induk Sampah tingkat Kota Surabaya, penambahan jumlah TPS 3R, serta pemilihan sampah di setiap lingkup perumahan.

“Itu menjadi nilai lebih. Karena kalau yang seperti TPA Benowo, Surabaya memang yang pertama, yang pengelolaan sampahnya bisa menghasilkan listrik seperti di TPA Benowo,” ujar dia.

Nah, untuk mempertahankan penghargaan Adipura Kencana, Wali Kota Eri memastikan bahwa pada tahun 2023 dan 2024, setiap RW di Surabaya harus ada tempat pemilahan sampah sejak awal.

Nantinya, pemilahan sampah di lingkungan RW juga akan dimasukkkan ke dalam indikator penilaian Kampung Surabaya Hebat yang dulu bernama Surabaya Smart City (SSC).

“Jadi pada waktu lomba Surabaya Smart City, maka di RW nanti yang dinilai adalah kilogramnya sampah di RW itu berapa. Semakin kecil (sampah) maka dialah yang menjadi terbaik,” ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto menjelaskan beberapa upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sehingga berhasil mempertahankan Adipura Kencana.

“Kita bangun taman green belt (zona hijau) mengelilingi TPA Benowo, itu juga menjadi poin tersendiri. Kemudian ada penambahan jumlah TPS 3R di Banjar Sugihan (Tandes) dan Bank Induk Sampah di Menur. Jadi, tambahan – tambahan itu yang menjadi Adipura Kencana bisa dipertahankan,” kata Dedik Irianto.

Tak hanya itu, Dedik menyebut bahwa peran serta masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan, juga turut mempengaruhi hasil penilaian Adipura Kencana. Makanya, beberapa gerakan terkait kebersihan lingkungan, terus digencarkan oleh Pemkot Surabaya.

“Beberapa lomba seperti ProKlim (Program Kampung Iklim), Kampung Surabaya Hebat, Adiwiyata, Kampung Zero Waste, itu juga dari gerakan masyarakat ini sangat mempengaruhi penilaian,” tandasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *