SURABAYA (Suarapubliknews) – Ada yang berbeda di suasana Rapat Paripurna yang digelar DPRD Surabaya di Ruang Utama lt.3 Gedung Yos Sudarso Surabaya saat ini, karena seluruh peserta dan undangan mengenakan pakaian ala pejuang. Bahkan akses masuk juga dijaga oleh tantara pejuang bersenjata. Kamis (10/11/2022)
Bagi Pemkot Surabaya, Hari Pahlawan tgl 10 November telah menjadi hari sakral karena dijadikan momen untuk pengesahan RAPBD dari tahun ke tahun, sekaligus sebagai kado istimewa bagi pemerintahan dari para wakil rakyat.
Hal inilah yang membuat suasana rapat paripurna menjadi sangat berbeda karena seluruh staf dan pimpinan DPRD Surabaya mengenakan kostum pejuang, begitu juga Wali Kota dan seluruh jajarannya.
Tak hanya itu, seluruh wartawan yang sehari-harinya mengais pemberitaan di lingkup DPRD dan Pemkot Surabaya juga mengenakan pakaian yang sama, sehingga menambah suasana perjuangan kian membara dengan mengucap “Salam MERDEKAAAAAA,”jika berpapasan satu sama lainnya.
Gatot Soedjono, wartawan JatimPos yang lahir di tahun kemerdekaan 1945, mengaku jika dirinya sempat mengalami dan melihat langsung suasana di jaman kemerdekaan, meski masih berusia balita.
“Bapak saya pegawai kecamatan di Pujon Kabupaten Malang. Saya sempat mengalami menjadi pengungsi ke Lawang dan kemudian lanjut ke lereng Gunung Kawi, karena dikejar tantara Belanda,” ucap Gatot yang hingga kini masih aktif menulis.
Bagi Gatot, momen Hari Pahlawan menjadi hari istimewa. Oleh karenanya, selalu hadir di acara peringatan yang digelar Pemkot Surabaya dengan mengenakan pakaian ala pejuang dengan tema tantara TKR. (q cox)