Peristiwa

Risma Nobar Gerhana Matahari di Pantai Kenjeran

75
×

Risma Nobar Gerhana Matahari di Pantai Kenjeran

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Ribuan pegunjung padati tempat wisata Kenjeran Park, Surabaya untuk melihat gerhana matahari total yang hanya terjadi 30 tahunan. Tidak ketinggalan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga ikut nobar.

Sejak pukul 05.30 Wib, ratusan sepeda motor dan mobil harus antre di pintu masuk tempat wisata Kenpark. Bahkan antrean kendaraan terpantau hingga puluhan meter, Rabu (9/3/2016).

Risma yang duduk bersama warga Surabaya terlihat enjoy menikmati gerhana matahari meski di Surabaya hanya 83 persen. Wali Kota yang banyak mendapat penghargaan ini tampak tidak pernah lepas dari teropong modifikasi melihat proses matahari tertutup.

Tepat pukul 07.25 Wib atau matahari tertutup total, Risma merasakan suhu udara yang sejuk dan angin semilir. “Howone adem yo. Angine semilir (suhunya dingin. Anginnya semilir),” ucap Risma sambil melepas teropong modifikasi pada warga.

Sementara Ketua Organisasi Himpunan Pelajar Astronomi Surabaya, Muhammad Ilham Ramadan mengungkapkan matahari tertutup tepat pukul 07.25 Wib.

“Di Surabaya hanya 83,8 persen gerhana total yang terjadi tepat pukul 07.25 Wib,” ujar Ilham.

Usai nonton bersama warga di Kenpark, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung memerintahkan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) serta Kebun Binatang Surabaya (KBS) untuk mengecek apakah ada pengaruh atau perubahan pola satwa pasca gerhana.

Perintah itu disampaikan Risma melalui handy talkie (ht). “Saya juga akan melihat, apa ada pengaruhnya flora dan fauna,” kata Risma.

Seperti biasa, Risma langsung mengambil HT dan meminta pada Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, Aschta Boestani Tajudin untuk mengecek perubahan tingkah satwa pasca gerhana.

“Bu Aschta (Dirut KBS, Aschta Boestani Tajudin) tolong dicek apa ada perubahan pola satwa,” ujar Risma melalui HT,

Selain itu, Wali Kota perempuan pertama dalam sejarah pemerintahan Kota Surabaya ini juga memerintahkan petugas lapangan DKP Surabaya untuk mengecek pohon trembesi.

“Pohon trembesi kan biasanya menguncup, apakah ada efeknya atau tidak,” imbuh Risma sambil menambahkan agar bentuk laporan dalam bentuk foto yang dikirim melalui Line dan HT. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *