SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya akan menggelar Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku” pada Minggu (18/9/2022) di CFD Jalan Tunjungan. Kegiatan ini melibatkan 1.200 pemain dengan mengusung semangat nasionalis, yakni berkisah tentang perjuangan arek-arek Suroboyo dalam peristiwa perobekan bendera yang terjadi pada 19 September 1965 silam.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan bahwa pagelaran tersebut merupakan penampilan drama musikal yang didukung oleh lintas kesenian. Konsep pertunjukan tersebut berformat Happening Art yang menggunakan Jalan Tunjungan sebagai ruang pertunjukan, mulai dari unsur teatrikal, tari, musik, puisi, dan performer yang berkolaborasi untuk mengekspresikan nilai-nilai sejarah dalam penguatan Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
“Penampilan ini dibagi tiga spot. Pertama ada di dekat Siola dan Jalan Ketandan, kedua ada di depan Jalan Genteng Besar, dan ketiga adalah penampilan inti di Hotel Majapahit. Jadi penampilan ini akan dimulai dari Jalan Tunjungan menuju ke Hotel Majapahit dengan cerita teatrikal yang dibawakan saling berkesinambungan,” kata Wiwiek, Sabtu (17/9/2022).
Wiwiek menerangkan, sebanyak 1.200 pemain atau penerus bangsa ini terlibat langsung dalam pagelaran Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku”. Diantaranya diikuti oleh pelajar, seniman, mahasiswa, dan pecinta sejarah di Kota Surabaya. Bahkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga akan ikut mengekspresikan nilai-nilai sejarah dengan memimpin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
“Bapak Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi akan memimpin seluruh pemain drama musikal dan penonton untuk memberikan penghormatan kepada bendera merah – putih. Yakni, memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya,” terangnya.
Usai memimpin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Cak Eri sapaan lekatnya akan membacakan puisi yang berjudul “Arek Suroboyo”. Melalui puisi tersebut, Wiwiek menjelaskan bahwa Cak Eri ingin menggelorakan semangat nasionalisme untuk para generasi muda di Kota Surabaya. Serta, melanjutkan perjuangan dari para pahlawan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di Kota Surabaya.
“Harapan kami para penonton yang hadir bisa mengikuti serangkaian kegiatan dengan tertib, untuk menciptakan suasana yang kondusif selama jalannya pertunjukan,” jelasnya.
Terpisah, sutradara Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku”, Heri Prasetyo mengatakan bahwa pagelaran Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku” kini akan digelar secara tatap muka, setelah sebelumnya ditampilkan dalam format film berjudul “Arek Suroboyo” pada 2021 silam. Karenanya, tahun ini akan dikonsep berbeda dengan drama kolosal sebelumnya, dimana masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam pertunjukkan dengan mengenakan kostum atau pakaian Surabaya tempo dulu.
“Kita merekonstruksi seputar peristiwa sekitar tanggal 19 September 1965 itu tidak hanya di Hotel Majapahit, tetapi di beberapa lokasi lain di Jalan Tunjangan. Kami juga mengajak masyarakat menjadi bagian dalam pertunjukan, dengan menyanyikan lagu Indonesia bersama-sama dan ikut memegang bendera merah – putih dengan panjang 770 meter. Selain itu, penampilan drama musikal ini juga diikuti oleh 150 mahasiswa pertukaran pelajar se- Indonesia,” pungkasnya. (Q cox)