SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Semarak pernak pernik Natal untuk menyambut hari lahir Yesus Kristus mulai terasa kental di awal bulan Desember saat memasuki kampus PCU (Petra Christian University). Berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun 2023, kampus swasta nomor satu di Surabaya berdasarkan pemeringkatan universitas dunia QS Asia University Rankings (AUR) 2023 ini mengambil tema “Natal di negeri China”.
Rektor PCU, Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M. Eng., mengatakan bahwa nuansa natal memang sengaja berbeda dari tahun ke tahun. “Hal ini karena kabar Natal itu sendiri ditujukan bagi semua bangsa, suku bangsa dan semua kelompok masyarakat yang ada di dunia. Nah tahun ini kami memilih negara China, cocok dengan visi PCU yang mengglobal juga,” katanya.
Memasuki gate utama lebih tepatnya di Entrance Hall lantai 1, pengunjung disapa dengan pohon natal penuh dengan ornamen china. Tak hanya meriahnya lampu saja, tetapi pohon bernuansa merah itu tertata apik lengkap dengan ornamen lampion dan kipas khas negara China.
Sementara itu, di lapangan hijau dekat dengan signage “I Love PCU” terpasang Pohon Natal Kresek setinggi 5 meter. Pohon natal ini mengangkat tema Tionghoa dalam Keindonesiaan. Karena itulah pohon Natal ini banyak didominasi oleh nuansa warna merah dan putih dengan sentuhan ornamen Tionghoa berwarna pink, kuning, dan cokelat muda.
Dosen dan Kepala Studio Merancang 1 Christine Wonoseputro, S.T., M.ASD mengatakan karya apik ini merupakan hasil dari 60an mahasiswa Architecture PCU semester 1. Mereka merupakan mahasiswa dalam mata kuliah Studio Merancang.
Pohon yang dikerjakan selama 10 jam oleh para mahasiswa ini dikerjakan dengan semangat kebersamaan, memberikan yang terbaik sesuai keahlian untuk kemuliaan Tuhan Yesus sebagai bagian dari perayaan Natal di kampus PCU. Para mahasiswa belajar berbagi, manajerial kelompok, dan asah kreativitas.
Christine merinci, ia berpikir apa bahan yang cocok untuk membuat pohon Natal yang diletakkan di luar ruangan. Bahannya harus waterproof, tetapi nuansa Tiongkok peranakan yang merupakan bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harus muncul.
“Saya coba tawarkan ke para mahasiswa ternyata mereka sangat menyambut dengan antusias. Maka jadilah kami menggunakan tas kresek bekas baik warna merah dan putih dibentuk pom-pom. Ternyata ini bisa menjadi pembelajaran yg menyenangkan, secara tidak sadar para mahasiswa menerapkan soft skillnya,” terangnya.
Sebagai hiasan tambahannya, para mahasiswa dan Christine mencoba menggunakan bahan yang murah dan berdimensi besar. Diantaranya ada kipas, klakat dimsum, tempeh lengkap dengan bunga Sakura dari kain berwarna pink dan menjadi makin manis dengan Bintang di pucuk pohon berbahan Alvaboard.
Sementara di Perpustakaan PCU di Gedung Radius Prawiro lantai 6, disambut dengan Chinese Ornament Christmas Tree. Pohon setinggi tujuh meter ini menggunakan 183 kipas kertas khas ornamen Tionghoa yang dikombinasikan dengan 205 lampion berwarna merah yang biasa digunakan dalam peringatan budaya Tionghoa ini sendiri.
Kepala Perpustakaan PCU Dian Wulandari, S.IIP mengungkapkan kali ini kipas dibuat sendiri oleh staf PCU Library selama kurang lebih satu minggu lamanya. “Kami menyesuaikan dengan nuansa Natal universitas. Sementara menggunakan warna merah yang melambangkan keberuntungan, sukacita, kebahagiaan karena Juruselamat, Kristus telah lahir ke dunia untuk segala bangsa,” katanya.
Semakin memeriahkan nuansa Natal di Perpustakaan PCU sekaligus launching Chinese Ornament Christmas Tree digelar berbagai atraksi antara lain Calligraphy Ceremonial, minum teh bersama dan penampilan para mahasiswa Chinese PCU memainkan Gu Zheng (kecapi China). (q cox, tama dini)