SURABAYA (Suarapubliknews) – PJ Sekda Provinsi Jawa Timur sekaligus Ketua OPOP Jatim, Wahid Wahyudi membuka kegiatan Kick Off Sinergi Bank Indonesia Provinsi Jatim dan OPOP 2022, yang diselenggarakan di JW Marriot Hotel Surabaya, Selasa (24/5).
Mengambil tema ‘Santri Digipreneur : Optimizing Digital Technology for Pesantren Economic, PJ Sekda Prov Jatim berharap, kerjasama antara OPOP Jawa Timur dan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur dapat membantu mewujudkan pesantren menuju kemandirian melalui perluasan ekonomi digital.
“Saya berharap digitalisasi dilingkup pesantren dapat menjadi pemacu kemandirian serta meningkatkan sumber daya manusia, utamanya bagi santri maupun alumni pesantren,” ungkapnya.
Salah satunya, yakni dengan memaksimalkan program One Pesantren One Product (OPOP) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pesantren melalui pemberdayaan para santri, pesantren dan alumni pondok pesantren.
“Keberhasilan OPOP ditentukan tiga hal, yakni mampu melaksanakan management profesional, lalu efektif, inovasi yang berkembang dan ketiga bekerjasama dengan berbagai pihak,” lanjut Wahid.
Saat ini OPOP Jatim telah memiliki berbagai aplikasi, diantaranya OPOP Mart, aplikasi sistem produk halal, kartu santri Jatim dan lain sebagainya. Dengan adanya pengembangan disistem digital tersebut, Wahid juga berharap inovasi ini dapat membantu Indonesia untuk menjadi embrio pasar produk halal yang dapat memasarkan produk ke seluruh dunia.
Pada kesempatan tersebut, PJ Sekda Prov Jatim mengapresiasi hadirnya sistem teknologi digital melalui program 1000 santri digipreneur yang digalakkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia. Dimana program tersebut mendukung penuh literasi digital yang akan dilakukan di pesantren-pesantren di Indonesia.
“Hadirnya teknologi digital kini mengubah peradaban manusia. Program 1000 santri digital sebagai wadah bagi santri untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian mereka dalam mengelola hingga menciptakan inovasi di industry digital,” ujarnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Budi Hanoto menambahkan, kolaborasi yang dilakukan Bank Indonesia Jawa Timur untuk mendukung program OPOP Jatim, yakni yang pertama ialah perluasan sertifikasi halal dengan skema ikrar Halal bagi 100 produk pesantren untuk memperkuat pasar produk baik domestic maupun internasional.
Yang kedua, yakni pelatihan dan sertifikasi Juru Sembelih Halal (Juleha) dengan melibatkan 20 RPH (Rumah Potong Hewan) untuk mendukung Jawa Timur sebagai pusat industri halal. Ketiga, yaitu Rumah Kurasi yang bertujuan memberikan penguatan bagi 500 produk pesantren sebagai bentuk penguatan bisnis proses dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mendukung pengembangan UMKM di masa pandemi.
“Lalu selanjutnya adalah pelatihan dan sertifikasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Koperasi Syariah bagi 50 pesantren untuk memahami fatwa dan akad pembiayaan koperasi syariah dengan memperoleh sertifikasi LSP dalam bidang syariah,” jelasnya.
Kerjasama selanjutnya adalah sertifikasi pengelolaan koperasi pesantren memenuhi Standart Kompetensi Nasional Indonesia (SKKNI), dan yang terakhir ialah Boothcamp Pesantren yakni tentang pengelolahan pakan ternak dan coding atau nahasa pemrograman sebagai bentuk dukungan terhadap kemandirian pesantren dalam rangka mewujudkan sector usaha pesantren yang berdaya saing tinggi. “Program kemandirian pesantren diharapkan mampu mendorong pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem halal,” tegas Budi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekjen OPOP Jatim Mohammad Ghofirin, Deputi Ka Kpw Bank Indonesia Jatim Harmanta, Deputi Ka KPw Bank Indonesia Jawa Timur Bandoe Widiarto dan Digital Marketing and Product Manager 1000 santri digital PT Telekomunikasi Indonesia TBK Ibnu Utama Arif, dan ratusan perwakilan beberapa Pondok Pesantren yang ada di Jawa Timur. (Q cox, tama dinie)