Hotel & RestoJatim RayaPeristiwa

Sensasi Nostalgia: Pasar Rakyat Tempo Dulu Hadir di Luminor Sidoarjo

104
×

Sensasi Nostalgia: Pasar Rakyat Tempo Dulu Hadir di Luminor Sidoarjo

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO (Suarapubliknews) ~ Suasana pasar rakyat tempo dulu, lengkap dengan ragam kuliner tradisional dan nuansa nostalgia, dihidupkan kembali dalam format yang tak biasa: buffet hotel berbintang. Bertempat di Wajik Resto, Luminor Hotel Sidoarjo menghadirkan pengalaman bersantap yang mengajak pengunjung menyusuri kembali cita rasa masa lalu.

Mengusung tajuk “Pasar Rakyat Tempo Doeloe”, buffet ini menyajikan beragam hidangan yang lekat dengan ingatan kolektif masyarakat Jawa Timur dan Nusantara. Dari Nasi Tempong yang pedas menggigit, Sego Jagung yang sederhana namun kaya makna, hingga kudapan seperti leker, bomboloni wijen, dan es tung-tung—semuanya ditata dalam suasana menyerupai pasar tradisional, lengkap dengan dekorasi khas era lampau.

General Manager Luminor Hotel Sidoarjo, Hartono Hadi, konsep ini lahir dari keinginan untuk menghadirkan kuliner lokal bukan hanya sebagai konsumsi, tetapi juga sebagai medium cerita dan ingatan. “Ini bentuk cinta kami terhadap kearifan lokal dan budaya kuliner Indonesia,” ujarnya.

Salah satu sajian yang menarik perhatian adalah Talam Merah Putih, olahan khas Sidoarjo yang menggabungkan hasil laut seperti ebi, udang, dan bandeng dalam dua lapis warna simbolis. Lapisan putih yang terbuat dari tepung beras dan santan menyimbolkan kesederhanaan dan warisan tradisi, sementara tumisan merah di atasnya menyajikan rasa gurih pedas dari udang kering dan rempah-rempah lokal. Hidangan ini dihadirkan melalui proses live cooking, menambah interaksi antara tamu dan dapur.

Kehadiran program ini juga mencerminkan kecenderungan baru dalam dunia perhotelan, di mana akomodasi modern tidak hanya menjadi tempat menginap, tetapi juga ruang pelestarian budaya dan eksplorasi kuliner lokal. Dengan menyatukan suasana nostalgia dan pendekatan kontemporer, “Pasar Rakyat Tempo Doeloe” menjadi contoh bagaimana hotel bisa berkontribusi dalam merawat rasa—secara harfiah dan kultural. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *