Jatim Raya

Sinergi, Inovasi & Efektivitas Komunikasi Strategi Kunci Jawab Tantangan Pengendalian Inflasi di Tengah Pandemi

61
×

Sinergi, Inovasi & Efektivitas Komunikasi Strategi Kunci Jawab Tantangan Pengendalian Inflasi di Tengah Pandemi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Langkah kebijakan pemulihan ekonomi diarahkan untuk memperbaiki dua sisi, baik demand dan supply melalui relaksasi beberapa kebijakan dalam mendorong konsumsi, mendukung dunia usaha dan mempertahankan investasi, serta mendukung ekspor-impor.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan diharapkan dapat muncul adanya inovasi yang mendukung implementasi new normal dan perbaikan ekonomi ke depan. “Inovasi tersebut diharapkan berasal dari TPID Kabupaten/Kota di wilayah Jatim, sehingga dapat menjadi role model inovasi nasional,” katanya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah menambahkan bahwa sejak terjadi pandemi COVID-19, komoditas di wilayah Jatim tidak mengalami gejolak harga yang cukup signifikan, bahkan tekanan harga di periode HBKN Idul Fitri 2020 pun relatif normal tidak setinggi pola historisnya.

Namun demikian terdapat 3 tantangan utama pengendalian inflasi Jatim, Pertama kendala distribusi pangan di tengah penerapan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah, Kedua penurunan demand masyarakat akibat pelemahan daya beli dan dampak psikologis penyebaran COVID-19, yang berpengaruh pada potensi deflasi komoditas yang lebih dalam.

“Ketiga antisipasi dampak perpanjangan penerapan PSBB maupun kondisi new normal pasca COVID-19 terhadap kecukupan stok dan akses masyarakat terhadap komoditas pangan strategis,” paparnya.

Dalam menjawab tantangan tersebut, apresiasi diberikan kepada TPID Provinsi Jatim yang telah mengambil berbagai langkah inovasi, salah satunya berupa kelembagaan Lumbung Pangan Jatim, yang tidak hanya menjadi wadah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan, namun ke depan juga diharapkan dapat berfungsi menjadi pusat kerjasama antar daerah khususnya untuk komoditas pertanian di Indonesia.

Pasca High Level Meeting TPID perlu adanya evaluasi dan penguatan fungsi Lumbung Pangan Jatim, sehingga dapat berjalan optimal dalam pelaksanaan tugasnya di masa yang akan datang. “Selain itu juga penting dilakukan upaya mapping stok komoditas pangan Jatim yang nantinya dapat menjadi landasan Kerjasama Antar Daerah berdasarkan data neraca pangan yang akurat,” terang Difi.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak  menyampaikan informasi bahwa sektor pertanian yang merupakan salah satu penopang utama perekonomian danmelibatkan setidaknya 1/3 tenaga kerja di Jatim, tidak mengalami goncangan yang besar akibat Covid-19. Namun demikian, produk turunan sektor pertanian khususnya olahan holtikultura, turut terpukul seiring dengan melemahnya sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19.

“Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi efektif, inovasi, dan sinergi antar stakeholdersdalam memasarkan produk UMKM pangan Jawa Timur, termasuk potensi kolaborasi dengan Lumbung Pangan Jatim sebagai salah satu jalur pemasaran” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *