SURABAYA (Suarapubliknews) – Tercatat sejak tahun 2000, produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia cenderung mengalami penurunan, sedangkan tingkat konsumsinya justru mengalami hal yang sebaliknya.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Nurwahidi mengatakan penurunan produksi migas ini menjadi sebuah tantangan yang besar bagi bangsa Indonesia dalam pemanfaatan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada.
“Pasalnya, dari 128 basins (cekungan) atau tempat yang kemungkinan terdapat hidrokarbon (senyawa penyusun minyak dan gas), hanya terdapat 18 cekungan yang sudah berhasil menghasilkan produk,” katanya.
Untuk dapat memaksimalkan produksi tersebut, SKK Migas telah merancang sebuah transformasi industri hulu migas bagi Indonesia. Salah satunya dengan melakukan pengeboran perut bumi hingga sampai ke kedalaman yang lebih besar.
“Namun semakin besar kedalaman yang dicapai, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan,” papar Nurwahidi.
Kemudian, dalam transformasi tersebut dominasi produk nasional akan berpindah yang sebelumnya adalah minyak ke dominasi gas. Selain hal itu juga, sebuah giant discovery (penemuan yang besar) sudah dirancangkan pada wilayah Indonesia bagian timur.
“Harapannya, banyak terdapat berbagai penemuan lapangan yang besar untuk dapat dihasilkan migas pada daerah itu,” lanjutnya.
Ketimpangan tersebut yang menjadikan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) diharapkan dapat ikut berperan dalam peningkatan produksi migas oleh Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas. Dukungan dari berbagai stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat membuat pengelolaan industri hulu migas menjadi lebih baik.
Peran perguruan tinggi agar dapat mencetak generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dan mampu menghadapi persaingan global. Sumbangsih dari akademisi dalam memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi serta melakukan inovasi juga sangat diharapkan.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menyampaikan bahwa hal ini menjadi kesempatan bagi ITS untuk dapat terjun langsung dalam pembangunan hulu migas di Indonesia, khususnya pada wilayah timur yang sumbernya sungguh luar biasa. (q cox, Tama Dinie)