GRESIK (Suarapubliknews) ~ Smelter tembaga baru PT Freeport Indonesia (PTFI) dikawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik telah beroperasi secara resmi Kamis (27/6).
Pj. Sekdaprov Jatim Bobby Soemiarsono mengaku optimis pengoperasian Smelter PTFI akan mempercepat pertumbuhan ekonomian di Jawa Timur. Bukan tanpa alasan, karena keberadaannya memberikan multiplier effect baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat.
“Alhamdulillah, pembangunan Smelter PT Freeport ini telah selesai tepat waktu dan telah bisa beroperasi secara resmi. Kami yakin ini akan mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian khususnya di Jawa Timur,” terangnya.
Bobby menjelaskan, dari sisi lapangan pekerjaan, tenaga kerja pembangunan smelter telah menyerap hingga 40 ribu tenaga kerja, dan 70% dari Jawa Timur. Sedangkan untuk tenaga kerja produksi yang dibutuhkan 1.400 orang. Dimana, sebagian besar juga akan diprioritaskan dari Jawa Timur. “Di sisi kebutuhan air untuk Smelter PTFI, di supply oleh SPAM Umbulan melalui PDAM Gresik,” imbuhnya.
Dari sisi pertambangan daerah, lanjut Bobby, untuk mendukung beroperasinya Pabrik Smelter PTFI akan membutuhkan bahan baku Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB), yaitu Batu Gamping, Dolomit dan Pasir Kuarsa. Dimana, potensinya sangat besar di wilayah Kabupaten Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro.
Dengan kapasitas 3 Juta Ton/Tahun, untuk smelter PTFI dan PT Smelting, tentunya kebutuhan MBLB per tahun bisa Ratusan Ribu Ton bahkan Jutaan Ton/per Tahun, sehingga akan meningkatkan penerimaan pajak MBLB daerah Kab/Kota serta Opsen Pajak Daerah Provinsi.
“Kemudian, dengan tingginya kebutuhan air bawah tanah dan air permukaan untuk memenuhi proses produksi dan operasional industri smelter, tentu pajak air permukaan dan air tanah meningkat,” jelasnya.
Selain itu, dari segi UMKM, Bobby menyebutkan, perputaran ekonomi di dalamnya akan besar. Baik selama proses pembangunan smelter kemarin, maupun pada saat telah beroperasi.
“Kita ingin setiap pembangunan di Jawa Timur berdampak langsung kepada masyarakat. Pemerintah telah berupaya membuka peluang, pemda dan masyarakat juga harus merespon itu secara positif. Yang terpenting pengusahaan pertambangan Jawa Timur akan mampu meningkatkan investasi dan perekonomian kerakyatan, Juga penambahan tenaga kerja sektor pertambangan,” pungkasnya.
Sementara itu, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kebutuhan copper atau tembaga akan semakin meningkat. Ini karena adanya revolusi dari perkembangan kemajuan teknologi.
“Jadi ini waktunya sangat tepat, karena saat ini _renewable energy_ atau energi baru terbarukan menjadi tren. Dan renewable energy membutuhkan komponen utama, salah satunya tembaga. Dan tembaga ini adalah perubahan revolusi daripada teknologi kedepan, semua baterai butuh copper, semua kabel perlu copper, jadi ini sangat tepat,” ungkapnya.
Ia pun berharap, kawasan-kawasan industri Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terus berkembang dan merata dbagi seluruh pelosok negeri. Sehingga, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meratakan pembangunan di Indonesia. “Kita sudah punya 22 KEK, dan kita berharap semuanya bisa berkembang seperti model di JIIPE ini,” tukasnya.
Begitu juga halnya yang disampaikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ia berharap keberadaan smelter disuatu daerah bisa berkolaborasi dengan ekosistem daerah. Sehingga, bisa berkembang dan berjalan baik, serta bisa menguntungkan berbagai pihak.
“Kalau mau smelter ini berjalan baik, libatkan daerah, libatkan pengusaha daerah, kalau tidak ini berbahaya. Alhamdulillah di Smelter Gresik ini UMKM terlibat aktif, jadi tidak ada gejolak,” katanya
Bahlil menambahkan, kedepan pihaknya akan mendorong pembangunan smelter-smelter yang lain, sehingga pemerataan pembangunan dan kesejahteraan bisa merata di berbagai daerah.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan bahwa Smelter PTFI dirancang dengan kapasitas pemurnian 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga,50 ton emas dan 200 ton perak per tahun.
“Smelter PTFI diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan konsentrat tembaga, gipsum, asam sulfat maupun lumpur anoda sebagai bahan baku industri otomotif, pabrik air conditoner, kontruksi instalasi listrik hingga pengembangan mobil listrik,” urainya.
Tony menambahkan, hingga akhir Mei 2024, investasi PTFI untuk pembangunan smelter tembaga single line dengan desain terbesar di dunia ini telah mencapai 3,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp.58 triliun.
Peresmian pengoperasian tersebut dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKBM) Bahlil Lahadalia, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Bobby Soemiarsono, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Plt Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Suswantono dan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti. (q cox, tama dini)