Pemerintahan

Sorot Kinerja Mobil PCR dari BNPB, Legislator Surabaya: Jangan Sandera Data Surabaya

62
×

Sorot Kinerja Mobil PCR dari BNPB, Legislator Surabaya: Jangan Sandera Data Surabaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) –Wakil Ketua DPRD Surabaya, AH Thony, menyoroti hasil swab yang dilakukan mobil Polymerase Chain Reaction (PCR) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pasalnya, beberapa kali melakukan swab massal di Kota Surabaya, namun hasilnya belum dapat diketahui secara cepat, detail dan akurat.

“Tidak sekadar swab BNPB, tetapi adalah kami ingin mendapatkan data yang akurat tentang perkembangan temuan berapa masyarakat Kota Surabaya yang kemudian terindikasi, bahkan positif terinfeksi virus Covid-19,” kata AH Thony, Senin (1/6/2020).

Politisi partai Gerindra ini juga sempat mengaku geram terhadap statemen  beberapa waktu lalu, yang menyebut ada potensi Surabaya bisa seperti Wuhan.

Oleh karenanya dia berharap, pihak yang berstatemen demikian tidak hanya sekadar ngomong tapi juga bisa membantu menyelesaikan masalah ini.

“Terkait statemen itu harapan kami provinsi tidak hanya sekadar ngomong, tapi harapan kami provinsi bisa ikut membantu menyelesaikan Kota Surabaya,” tegasnya.

Sebab, kata AH Thony, ada beberapa pertimbangan yang mendasari hal itu. Pertama, Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jatim. Seharusnya jika ibu kota provinsi dan kasus Covid-19 tinggi, maka tidak hanya wali kota saja yang dianggap gagal, tapi juga Gubernurnya.

“Jadi Gubernurnya itu juga gagal mengatasi wilayahnya sendiri, kotanya sendiri, dimana ia tinggal,” katanya.

Tidak hanya itu, AH Thony juga mempertanyakan hasil swab mobil PCR BNPB kepada Dinas Kesehatan (Dinkes). Namun pihak Dinkes menyatakan belum menerima.

Kemudian, ia juga sempat mempertanyakan hasil swab itu kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Surabaya, namun jawabannya sama.

“Artinya apa? bahwa apa yang dilakukan provinsi terhadap test itu tidak bisa dilaporkan dengan cepat dan saya melihat ini bagian penting yang harus kita soroti bahwa ada kelambanan dari Pemerintah Provinsi di dalam membantu Kota Surabaya,” tegas dia.

Di sisi lain, dia menilai bahwa ada hal menarik pula yang perlu menjadi sorotan. Yakni, ketika para petugas mobil PCR BNPB capek, maka mereka akan berhenti beroperasi, sehingga hal ini dinilai tidak maksimal dalam upaya percepatan penanganan Covid-19 di Surabaya.

Meski demikian, AH Thony juga menyadari dan menghormati akan hal itu, apalagi para petugas itu juga harus menjalankan tugasnya berkeliling Jawa Timur.

“Ketika petugas itu capek, maka manajemen provinsi dalam hal ini BNPB mestinya tidak bisa begitu capek lalu tidak bisa diteruskan (swab). Ini tidak bisa dikatakan seperti kerja borongan, yang lalu capek kemudian libur dulu. Sebab, kita kejar-kejaran dengan virus yang terus bermutasi, terus berkembang, dan terus melakukan infeksi. Sementara kita mengejar dan lalu berhenti, tapi virus jalan,” paparnya.

Maka dari itu, ia berharap kepada Provinsi Jatim agar laporan hasil data swab warga Surabaya ini bisa disampaikan dengan cepat, akurat dan detail.

“Jangan sampai ada kesan bahwa provinsi dalam hal ini BNPB menghambat data hasil identifikasi swab yang ada di Surabaya, ini menyandera. Kalau memang itu dilakukan, jangan sampai itu. Tapi harapan kami tidak ada itu,” kata dia

Nah, untuk memastikan apakah Provinsi Jatim melakukan hal itu, ia menyatakan bakal berkoordinasi dan menggelar audiensi dengan mereka. Tujuannya, supaya pikiran-pikiran perspektif yang berkembang di masyarakat bahwa Pemprov Jatim memang sengaja membuat Surabaya menjadi seperti Wuhan jangan sampai itu seolah-olah memang didesain.

“Tetapi ketika memang itu ada masalah, maka harus diselesaikan dengan lebih bertanggungjawab. Makanya saya akan coba besok koordinasi dengan provinsi, kami akan audiensi dengan beliau-beliau yang ada di sana untuk mendapatkan penjelasan itu,” ungkapnya.

Meski begitu, AH Thony juga mendorong masyarakat khususnya warga Kota Surabaya untuk bersama-bersama membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini. Ia pun berkaca pada perjuangan para pahlawan terdahulu yang bersama-sama mempertahankan perlawanan melawan para penjajah.

“Apalagi saat ini momennya adalah pas ulang tahun Surabaya, saya minta untuk spirit perlawanan ini dibangkitkan dari kota ini dan masyarakat bisa bersama-sama membantu Pemkot surabaya. Jangan biarkan Bu Risma sendiri,” tandasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *